BMKG: Gelombang 7 Meter Bakal Landa Laut Natuna Utara, Warga Pesisir Diminta Waspada

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Peringatan dini gelombang tinggi dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Gelombang setinggi tujuh meter bakal melanda Laut Natuna Utara. Masyarakat yang berada di pesisir maupun nelayan, diminta siaga terhadap gelombang tinggi tersebut.

“Potensi gelombang kategori ekstrem 6-7 meter dapat terjadi di Laut Natuna Utara hingga dua hari ke depan,” kata Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat 4 Desember 2020.

Terdapat pola tekanan rendah 1006 hPa di Samudra Hindia barat daya Banten dan Laut Flores. Pola angin di wilayah Indonesia umumnya bergerak dari barat-utara dengan kecepatan berkisar 5-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Perairan utara Kepulauan Natuna-Kepulauan Anambas, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Pantauan BMKG, pontensi gelombang sangat tinggi berkisar 4-6 meter berpeluang terjadi di Perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna.

Sementara perairan dengan potensi gelombang tinggi, yaitu mencapai 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia lainnya, di antaranya Selat Malaka bagian utara, Perairan utara Sabang, Perairan Kepulauan Subi-Serasan, Perairan selatan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna.

Kondisi yang sama juga berpeluang terjadi di Perairan barat Pulau Enggano, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai – Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Jawa-Lombok dan Samudra Hindia selatan Jawa-NTB.

Sementara beberapa perairan lainnya berpotensi gelombang dengan ketinggian sedang, yaitu 1,25-2,5 meter, yakni Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan barat Aceh, Perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, Perairan pesisir Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, Samudra Hindia barat Aceh-Kepulauan Nias, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Perairan selatan Sumbawa-Pulau Sawu, Laut Sawu bagian selatan.

Juga di Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia selatan NTT, Perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga, Selat Karimata dan Selat Galasa, Perairan utara Kepulauan Bangka-Belitung, Laut Jawa, Perairan selatan Kalimantan Tengah, Laut Flores bagian timur, Perairan timur dan selatan Kepulauan Wakatobi, Perairan utara Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Halmahera, Perairan utara dan timur Kepulauan Halmahera, Perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua.

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan dan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini