Binda NTT Jalin Sinergi dengan Seluruh Rektor Universitas Kota Kupang untuk Percepatan Vaksinasi Booster

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUPANG – Badan Intelijen Negara Daerah Nusa Tenggara Timur (Binda NTT) terus berupaya untuk mempercepat capaian vaksinasi. Hal ini perlu dilakukan sebab capaian vaksinasi dosis III (Booster) di NTT masih sangat rendah berada di kisaran 4,79 persen, menurut data vaksinkemenkes co.id.

Kabinda NTT Brigjen TNI Adrianus SAN mengatakan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk menambah percepatan vaksinasi dosis ketiga.

“Booster ini untuk memberikan kekebalan tubuh. Jadi kalau tidak memiliki kekebalan tubuh, kita cepat terkena Covid-19,” katanya di Hotel Swiss Belcourt Kupang, Selasa 5 April 2022.

Ia mengungkapkan bahwa memang masih ada dari kalangan masyarakat yang menolak dan takut untuk divaksin.

“Jadi saya minta tolong kepala daerah untuk minta tolong OPD dan instansi terkait untuk mendukung percepatan vaksinasi (dosis III),” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Binda NTT, setiap hari terus menggelar vaksinasi di setiap Kabupaten di NTT.

“Besok saya akan ke Malaka untuk memantau kegiatan vaksinasi di sana,” katanya.

Sementara, Kepala Biro Pemerintahan Setda NTT, Doris Alexander Rihi mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung upaya vaksinasi dosis III dari Binda NTT.

“Kami akan berkomunikasi dengan universitas-universitas dan kami akan menyampaikan ke Dinkes NTT juga,” ujarnya.

Pihak Pemprov NTT juga akan bersurat lagi untuk mempertegas semua kepala daerah hingga tingkat desa/kelurahan untuk melaksanakan kegiatan vaksinasi ini.

“Karena informasi ini (kegiatan vaksinasi) sudah dari awal diinformasikan lewat media dan kita sudah tau bersama. Mungkin kita harus lakukan pendekatan pelan-pelan (bagi masyarakat yang menolak). Jadi permintaan dari Bapak Kabinda NTT akan saya respon dan informasikan ke Dinas Kesehatan bahwa semua universitas (di Kota Kupang) ini siap bekerja sama dan tolong dibantu,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa Rektor Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang Frans Salesmas sudah menyiapkan tenaga kesehatan (nakes) untuk mempercepat vaksinasi booster di Kota Kupang.

Sebagai informasi, dalam kegiatan hari ini dihadiri oleh Direktur Poltekkes Kupang dr. R.H. Kristina, Direktur Poltek Kupang Frans M, Sekretaris Arikin Uyelindo Menhya, Rektor Universitas Citra Bangsa Frans Salesmas, Direktur Politeknik Kupang Thomas L, Ketua STIE Oematonis Antonius Ugaj, Rektor Unwira Kupang Romo DR. Philipus Tule, SVD, Rektor UPG 1945 Kupang David R.E. Selan dan Wakil Rektor Undana Siprianus Suban Garak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini