Bertambah di Tengah Pandemi Covid19, Utang Indonesia Tetap Aman

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bertambahnya utang pemerintah selama pandemi Covid19 menjadi sasaran empuk para pembenci pemerintah, namun Kementerian Keuangan menegaskan pertambahannya tidak mengkhawatirkan karena tetapi dijaga tidak melampaui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Posisi per Desember 2020 angka utang itu sudah Rp 6.074,56 triliun. Peningkatan itu juga diakui Menteri Keuangan Sri Mulyani karena pelemahan ekonomi akibat Pandemi Covid19.

“Serta peningkatan kebutuhan pembiayaan untuk menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Sri Mulyani melalui APBN Kita yang dikutip, Senin 18 Januari 2021.

Namun, angka utang tersebut masih jauh dari melanggar rasionya dengan produk domestik bruto (PDB) yang menghasilkan angka 38,68 persen.

Sementara, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 mengatur batas maksimal rasio utang pemerintah adalah sebesar 60 persen.

Sementara Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menilai bahwa rasio utang kita terhadap PDB masih lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga.

Thailand misalnya sudah di angka 50 persen, Vietnam 46 persen, dan Malaysia di angka 47 persen. Sedangkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) bahkan 100 persen dan Prancis menyentuh 130 persen.

Menurutnya, rasio utang Indonesia terhadap PDB sejak 2008 sampai dengan 2019 selalu konsisten di bawah 30 persen.

Namun, Pandemi Covid19 membuat Indonesia menaikkan sedikit jumlah utangnya dengan terukur seperti itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Ketua Generasi Garuda Sakti Papua Apresiasi Komitmen Presiden Prabowo dalam Membangun Papua

Papua - Komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam membangun Papua terusmendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Absalom Kreway Yarisetouw, Ketua Generasi Garuda Sakti Indonesia Provinsi Papua. Menurutnya, kunjungan perdana Presiden Prabowo ke Merauke, Papua Selatan, beberapa waktu lalu adalah bukti nyata keseriusan Pemerintah dalam memajukanwilayah Papua. Presiden Prabowo Subianto memilih Merauke sebagai lokasi kunjungan pertamasebagai presiden untuk menegaskan komitmennya terhadap ketahanan panganIndonesia. Di Merauke, Pemerintah tengah mengembangkan kawasan tersebutmenjadi pusat lumbung pangan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhanpangan di Papua serta daerah lainnya. Dalam kunjungannya, Presiden Prabowo juga meninjau langsung proses tanam dan panen padi, serta memantaupengembangan program swasembada pangan nasional yang berfokus pada pertanian berkelanjutan. Absalom Kreway Yarisetouw mengungkapkan, kunjungan tersebut menunjukkankomitmen Presiden Prabowo dalam memperhatikan sektor pertanian di Papua. "Saya sangat mengapresiasi langkah konkret Presiden Prabowo yang langsungterjun ke lapangan untuk bertemu dengan petani di Merauke. Selain itu, pemilihanMerauke sebagai pusat lumbung pangan adalah langkah strategis yang dapatmembawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakatPapua," ujar Absalom. Lebih lanjut,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini