Berkunjung ke Ukraina, Sekjen PBB Lihat Langsung Serangan Rudal Rusia

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Sekjen PBB, Antonio Guterres berkunjung ke Kiev memantau kondisi terkiri di Ukraina. Saat kunjungan, dia melihat langsung serangan rudal yang diluncurkan Rusia.

Roket menghantam Kiev selama kunjungan Guterres, di mana dia mengkritik Dewan Keamanan organisasinya sendiri. Guterres mengatakan dewan keamanan PBB gagal mencegah atau mengakhiri perang di Ukraina.

“Ini adalah sumber kekecewaan besar, frustrasi dan kemarahan. Saya tegaskan, dewan keamanan gagal melakukan segala daya untuk mencegah dan mengakhiri perang ini,” ujarnya, dikutip dari BBC, Jumat 29 April 2022.

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang secara khusus ditugaskan untuk memastikan perdamaian dan keamanan global. Mereka menghadapi banyak kritikan, termasuk dari pemerintah Ukraina, karena gagal bertindak sejak invasi dimulai pada Februari.

Rusia adalah salah satu dari lima anggota tetap badan keamanan dan telah memveto lebih dari satu resolusi mengenai konflik tersebut.

“Saya di sini untuk mengatakan kepada Anda, Tuan Presiden (Volodymyr Zelensky), dan kepada rakyat Ukraina, kami tidak akan menyerah,” katanya.

“PBB adalah 1.400 anggota staf di Ukraina yang bekerja untuk memberikan bantuan, makanan, uang tunai [dan] bentuk dukungan lainnya,” ucapnya.

Selama kunjungan Sekjen PBB, dua ledakan menghantam distrik Shevchenko tengah di Kiev, dengan tiga orang dibawa ke rumah sakit karena cedera. Guterres juga mengunjungi beberapa situs di mana Ukraina menuduh Rusia melakukan kejahatan perang yang tentunya dibantah negera pimpinan Vladimir Putin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jokowi dan Karpet Merah untuk Tambang: Korupsi Merajalela, Rakyat Terpinggirkan

Mata Indonesia, Yogyakarta - Kegiatan tambang yang dilakukan secara tidak terkendali dan tanpa memperhatikan keberlanjutan telah memberikan keuntungan besar bagi segelintir pihak, terutama para pemilik bisnis tambang. Sayangnya, rakyat dan negara hanya mendapatkan sedikit manfaat.
- Advertisement -

Baca berita yang ini