AS-Cina Batalkan Damai Dagang, Rupiah Ditutup Melemah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup melemah terbatas di akhir perdagangan Selasa 23 Juni 2020. Mengutip data RTI Bussines, rupiah ditutup melemah 0,86 persen ke level Rp 14.263 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan mata uang garuda dibayangi oleh respon para pelaku pasar atas pernyataan Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang mengatakan, perjanjian damai dagang AS-Cina sudah selesai. Pada pertengahan Januari lalu, AS-Cina sudah meneken kesepakatan dagang fase I di Washington. Namun Navarro menuding Cina sebagai penyebab dari penyebaran wabah corona di AS.

“Sepertinya tidak akan ada fase-fase damai berikutnya. Selain corona, dunia juga harus menghadapi masalah yang tidak kalah pelik yaitu friksi AS-Cina. Bukan tidak mungkin perang dagang kedua negara bisa meletus lagi seperti tahun lalu,” ujarnya Selasa sore.

Sementara dari dalam negeri, pelemahan rupiah disebabkan oleh pernyataan Sri Mulyani yang dinilai para pelaku pasar kurang menggembirakan. Di mana sebelumnya IMF merilis outlook pertumbuhan ekonomi global yang kemungkinan akan terjadi kontraksi di 5,2 persen, bahkan Indonesia juga akan mengalami hal yang sama.

Proyeksi IMF tersebut di sambut baik oleh pemerintah dengan membuat proyeksi yang ekspektasinya kurang menguntungkan bagi perkembangan pasar dalam negeri yaitu PDB tahun 2020 sebesar -0,14-1 persen.

“Bahkan ekonomi Indonesia bisa saja akan mengalami resesi apabila 3 kali berturut-turut kuartal II hingga IV terjadi kontraksi akibat konsumsi masyarakat yang menurun imbas dari pandemi corona,” kata Ibrahim.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini