Ancaman Gelombang 3 Covid-19 Bukan untuk Menakut-nakuti

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Narasi soal gelombang ketiga Covid-19 bukan untuk menakut-nakuti warga. Ini sebagai peringatan karena ancaman itu memang di depan mata.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo, mengimbau masyarakat untuk tidak terlena dengan semakin terkendalinya situasi Covid-19.  ”Pemerintah tidak ingin menakut-nakuti, tapi meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah mempelajari kasus yang telah ada dari berbagai negara lain yang terkena lebih dahulu, dan kita tidak ingin kondisi pontang-panting terjadi lagi di Indonesia,” kata Abraham, Sabtu 11 Desember 2021.

Abraham juga mendorong peningkatan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk menangkal gelombang ketiga Covid-19.

Kondisi menjelang Nataru sangat dinamis, banyak perubahan yang membuat pemerintah harus menyesuaikan kebijakan. Pandangan masyarakat harus didengarkan, karena Indonesia tidak mungkin bisa berhasil melawan pandemi tanpa dukungan masyarakat,” ujar Abraham.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengingatkan agar Indonesia waspada pada varian COVID-19 Omicron. Sebab, varian tersebut sudah mulai masuk ke Singapura.

Dia minta jajaran Polri yang berjaga di perbatasan untuk waspada pada varian Omicron. ”Hati-hati yang namanya sekarang ancaman gelombang keempat varian Omicron. Hati-hati. Tadi pagi saya dapat kabar sudah sampai ke Singapura,” kata Jokowi, Jumat 3 Desember 2021.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini