Amankan Lalu-Lintas Libur Nataru, Korlantas Polri Sebar 12 Tilang Elektronik Mobile di Pulau Jawa-Bali

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hadapi libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), Korlantas Polri menyiagakan 12 unit Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Mobile atau tilang elektronik yang lebih canggih di sejumlah wilayah untuk mengoptimalkan pengamanan lalu lintas.

Kamera dan perlengkapan pendukung pada ETLE Mobile dipasang di sejumlah mobil patroli kepolisian.

Dengan begitu jangkauan area pengamanan bisa lebih luas dibanding ETLE biasa yang hanya mengandalkan CCTV.

ETLE Mobile dilengkapi teknologi modern seperti artificial intelligent (AI) yang bisa menangkap gambar pelanggar aturan lalu lintas.

“Sejumlah pelanggaran lalu lintas dicatat oleh ETLE Mobile,” ujar Plt Kabagops Korlantas Polri, Kombes Pol. Dodi Darjanto, Selasa 28 Desember 2021.

Pelanggaran lalu-lintas yang di tangani ETLE mobile antara lain pelanggaran batas kecepatan maksimal kendaraan, illegal overtaking atau menyalip kendaraan lain tidak sesuai aturan, pelanggaran ganjil genap di daerah tertentu, pengendara yang menggunakan ponsel, hingga angkutan barang over dimension over loading (ODOL).

Hasil tangkapan gambar pelanggaran melalui ETLE Mobile akan masuk dalam pusat data. Nantinya pelanggar akan dikenakan sanksi tilang secara progresif.

Unit ETLE Mobile tersebut di sejumlah wilayah seperti ruas Tol Jakarta-Merak, Tol Dalam Kota, Tol Cikampek, Tol Cipularang, Tol Cipali, Tol Jagorawi, Tol Semarang Solo-Yogya, Tol Semarang-Surabaya, hingga Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini