MINEWS, INTERNASIONALÂ -Di tengah memanasnya situasi Teluk, media sosial Twitter menutup beberapa akun kantor berita Iran dengan tuduhan pelecehan terhadapa agama tertentu.
Namun, banyak pihak menilai langkah Twitter itu erat kaitannya dengan memanasnya konflik antara Iran dengan AS yang didukung oleh Inggris belakangan ini.
Mengutip BBC, Minggu 21 Juli 2019, akun kantor berita Iran yang ditutup di antaranya seoertu Young Journalist Club (YJC) dan kantor berita pemerintah Iran yakni IRNA serta Mehr.
Kantor berita tersebut berpendapat bahwa penutupan sepihak akun mereka oleh Twitter erat kaitannya dengan ketegangan di kawasan Teluk. Apalagi, kantor berita itu menayangkan laporan penyitaan kapal tanker berbendera Inggris pada Jumat 19 Juli 2019 lalu.
Sementara dari pihak Twitter beralasan akun-akun kantor berita itu telah melakukan pelecehan secara masif terhadap orang-orang beragama Baha’i, salah satu minoritas di Iran. Twitter menyebut kelompok Baha’i mengatakan penganut agama mereka telah dibunuh sejak 1980-an. Lebih banyak lagi dari mereka yang dipenjara dan disiksa.
Sebagai informasi, ada sekitar 30 ribu penganut Baha’i di Iran. Namun, sampai kini pemerintah Iran masih belum mengakuinya sebagai salah satu agama resmi.
Entah dari mana data yang didapatkan oleh Twitter. Di Iran, media sosial itu tidak dapat diakses dengan jaringan normal. Warga Iran mengakses Twitter dengan layanan tambahan, yakni VPN.