MATA INDONESIA, JAKARTA – Juru bicara pemerintah untuk kasus corona covid-19 Achmad Yurianto menegaskan banyak rumah sakit bukan rujukan tidak mau menerima atau menyembunyikan pemeriksaan pasien positif covid dengan alasan mengganggu bisnis mereka.
“Kalau masyarakat tahu rumah sakit itu merawat pasien covid-19, pasti tidak mau berkunjung lagi ke sana dan mereka khawatir bisnis rumah sakitnya hancur,” ujar lelaki yang dipanggil Yuri pada acara podcast Deddy Corbuzier yang dilihat Mata Indonesia di platform YouTube, Selasa 17 Maret 2020.
Menurut Yuri itu sebabnya dia tidak mau menyebutkan rumah sakit pertama yang menangani pasien positif corona selain rumah sakit rujukan yaitu RSPI Sulianti Saroso dan RSU Persahabatan.
Padahal pemerintah terutama Presiden Jokowi sudah menyatakan terdapat lebih dari seratus rumah sakit yang bisa didatangi masyarakat untuk menangani kasus corona ini.
Pernyataan Yuri tersebut menanggapi maraknya video seorang perempuan berusia 40 -an yang menceritakan tindakan sebuah rumah sakit swasta yang melepas dirinya begitu saja setelah hasil laboratorium menyatakan dia masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP).
Tanpa ada rujukan atau etika yang baik perempuan itu menceritakan dia hanya disuruh pergi ke empat rumah sakit besar yang bisa menjadi rujukan.
Yuri mengaku akan menghubungi asosiasi rumah sakit atas etika buruk rumah sakit terhadap perempuan tersebut.
Informasi yg mengelisahkan. Tidak semua Rumah Sakit punya sistem yg cukup buat menangani pasien corona. Makanya ada Rumah Sakit rujukan. Sekelas jubir sebaiknya hati-hati berbicara. Terimakasih atas kerja kerasnya