3 Hal Ini Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ada beberapa hal yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia di 2021.

Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS) Lukman Hakim mengatakan saat ini financial deepening Indonesia tertinggal jauh dengan negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu, hal pertama yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia adalah pendalaman sektor keuangan.

“Bagaimana sesungguhnya kondisi kita tidak naik kelas. Pada 2011 kita dengan Filipina itu, kita di bawahnya Filipina. Dulu masih sama. M2 atau GDP ini adalah rasio antara uang dan GDP. Indonesia sejak dulu tidak pernah naik dan hanya sekitar 40 persen,” kata Lukman kepada Mata Indonesia News,  Minggu, 7 Februari 2021.

Selain membandingkan data dengan Filipina, ia juga membandingkan GDP Indonesia dengan Tiongkok. Ia menyampaikan pada 1977, GDP Indonesia dengan Tiongkok tidak terpaut jauh. Namun, saat ini Tiongkok berhasil mencatatkan GDP lebih tinggi daripada Indonesia yaitu di atas 200 persen.

Kemudian hal kedua untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional adalah dengan mewujudkan Indonesia Incorporated. Ia menyebut hal itu merupakan mimpi lama dalam mengembangkan industri yang integrasi dari sektor pertanian ke industri, dari hulu ke hilir, dari industri rumah tangga, UMKM, sampai industri besar dan sedang.

Untuk mewujudkan hal tersebut Lukman mengatakan faktor supply chain menjadi kuncinya. Ia mencontohkan kesuksesan China Incorporated yang berhasil menarik minat banyak perusahaan dan industri Jepang untuk memindahkan pabriknya ke Tiongkok.

”Bahkan banyak perusahaan Jepang yang beroperasi di Tiongkok seperti Toyota, diminta kembali ke Jepang dia tidak bersedia,” ujarnya.

Lukman mengingatkan pemerintah soal forward and backward linkages sectoral yang semakin melemah. Saat ini sektor ekonomi yang masih kuat menopang Indonesia adalah dari sektor pertambangan dan penggalian.

Hal ini pun disebutnya sebagai sebuah kemunduran, sebab ekspor Indonesia justru mengalami set back seperti pada masa Kolonial. Ekspor Indonesia menjadi barang-barang ekstraktif, seperti batu bara, emas, dan bahan tambang lain.

Terakhir, Lukman menyampaikan perlunya membangun sistem insentif untuk petani dan UMKM, dan diperlukan blue print untuk membuat sistem insentif ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini