2026, Pemerintah Yakin Indonesia Swasembada Sapi

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Tahun 2026 mendatang menjadi target pemerintah bahwa Indonesia akan swasembada daging sapi atau kerbau mengingat terjadinya peningkatan populasi hewan tersebut.

Dasar keyakinan tersebut, menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita, adalah pengembangbiakkan melalui upaya percepatan populasi sapi dan kerbau bunting atau Upsus Siwab.

Hal itu disampaikan saat ia menghadiri Konter Ternak Sapi dan Pesta Budaya Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang, Jumat 28 Juni 2019. Dalam kesempatan itu Ketut menyebut pemerintah akan terus mendorong populasi sapi dan kerbau dengan optimalisasi reproduksi ternak dan penerapan teknologi yang tepat.

Penerapan yang dimaksud adalah dengan transfer embrio dan insemenisasi buatan untuk peningkatan populasi dan mutu genetik ternak.

Melalui kegiatan transfer embrio, selain untuk peningkatan mutu genetik, juga memperkaya genetik ternak yang telah ada. Seperti upaya memproduksi sapi bibit unggul melalui persilangan jenis Belgian Blue dengan beberapa jenis sapi di Indonesia.

Terkait program utama Kementan, Upsus Siwab, Ketut menggambarkan capaiannya pada tahun 2018. Capaian layanan IB nasional adalah sebanyak 3.987.661 ekor atau 132.92 persen dari target 3 juta ekor. Capaian kebuntingan nasional sebanyak 2.051.108 ekor atau 97.67 persen dari target 2.1 juta ekor. Serta kelahiran sebanyak 1.832.767 ekor atau 109.09 persen. 

Sedangkan untuk tahun 2019, sampai dengan 24 Juni 2019 capaian layanan IB nasional adalah sebanyak 2.103.709 ekor atau 70.12 persen dari target 3 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 977.994 ekor atau 46.57 persen dari target 2.1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 897.860 ekor atau 53.44 persen.

“Pelaksanaan Upsus Siwab selama kurun waktu 2017-2018 memerlukan anggaran sebesar 1,411 Triliun, dan menghasilkan 2.743.902 ekor sapi, dengan asumsi harga per ekor Rp 8.000.000 maka hasil Upsus Siwab tahun 2017-2018 adalah sebesar Rp.21.951.216.000.000.” kata Ketut.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini