Sulitnya Masyarakat Inggris yang Tengah Alami Inflasi

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA – Inflasi yang kini tengah terjadi di Inggris adalah yang paling tinggi selama 40 tahun terakhir dengan capaian level 10,1 persen. Berdasarkan grafik data yang Office for National Statistic (ONS) lonjakan harga pangan telah terjadi sejak Juli 2021 sebesar 12,7 persen. Menjadikan hal tersebut sebagai penyumbang lonjakan inflasi Juli 2022. Sementara pada bulan sebelumnya, inflasi berada di kisaran 9,4 persen.

Efek yang timbul akibat adanya inflasi tersebut adalah menurunnya anggaran rumah tangga jutaan orang. Kenaikan harga oleh inflasi juga membuat warga berpenghasilan menengah ke bawah akan mengurangi jatah makan mereka.

Selain melonjaknya harga bahan pangan seperti roti, sereal, susu, keju, dan telur, kenaikan harga juga terjadi pada bahan bakar bensin dan solar. Hal ini tak hanya berakibat pada para pengendara namun juga transportasi umum.

Kenaikan harga bahan bakar juga dipengaruhi oleh perang Ukraina, dan menjadi salah satu langkah Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungannya pada minyak Rusia. Sekarang, dilansir dari RAC, rata-rata mobil keluarga harus mengeluarkan uang lebih dari 100 pounds atau setara dengan Rp. 1.780.000 untuk mengisi bensin.

Diprediksi bahwa inflasi dapat meningkat lebih jauh di bulan Oktober nanti, Bank of England juga mengatakan inflasi akan melonjak lebih dari 13 persen pada kuartal ke empat, serta akan konsisten pada tingkat yang sangat tinggi sepanjang tahun 2023. (Zerena Rahayu)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Gubernur DIY dorong Kabupaten/Kota Berkomitmen Mengurangi Kemiskinan

Mata Indonesia, Sleman - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melaksanakan syawalan bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Sleman di Pendopo Parasamya Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Rabu (1/5).
- Advertisement -

Baca berita yang ini