MATA INDONESIA, NEW YORK – Kisah cinta dengan akhir yang bahagia bak negeri dongeng memang jadi dambaan semua orang. Namun, bagaimana jika kisah cinta yang harusnya menyenangkan harus berakhir tragis? Di dunia nyata, kisah cinta yang berakhir menyedihkan dialami Presiden ke-35 Amerika Serikat, John Fitzgerald Kennedy (JFK) dengan sang istri, Jacqueline Bouvier Kennedy.
Lima puluh delapan tahun sudah sejak kematian mantan Presiden Amerika ini yang tewas dibunuh di Dallas, Texas, AS. Ia ditembak di dalam mobilnya pada 22 November 1963. Nahasnya lagi, sang istri, Jeckie, akrab ia disapa juga berada di mobil tersebut.
Saat itu, JFK dan Jeckie sedang duduk berdampingan di bangku belakang mobil dan melakukan iring-iringan kepresidenan. Di hari itu, Jackie sedang memakai gaun merah muda dan topi merahnya sembari membawa bunga mawar.
Kennedy pun terus memuji sang istri yang selalu tampil cantik dan anggun. Di dalam mobil, Jeckie pun terus menggenggam tangan suaminya.
Namun, kejadian romantis itu harus berakhir ketika sebuah peluru menembus kepala dan leher sang presiden. Diketehaui ia ditembak oleh mantan marinir AS, Lee Harvey Oswald dari lantai 6 sebuah gedung.
Sontak, Jeckie langsung memegang tubuh sang suami yang sudah bersimbah darah. Kennedy pun terus mengucapkan kalimat bahwa ia mencintai Jeckie sembari dirinya dibawa ke rumah sakit.
Namun takdir berkata lain, kekuatan cinta JFK dan Jeckie harus berakhir setelah peristiwa itu. Jeckie pun terus terbayang-bayang wajah dan kata-kata terakhir suaminya yang selalu mengantuinya.
Kisah tragis tersebut kini menjadi momen paling memilukan, khususnya bagi warga Amerika. Bahwa di tanah mereka pernah terjadi sebuah peristiwa mengerikan yang menyahat hati.