Tidak Sekolah Formal, John Dalton Mengenalkan Teori Atom Modern

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Saat duduk di bangku sekolah, pasti tidak asing dengan nama John Dalton seorang ahli kimia yang memperkenalkan teori atom.

Dalton lahir dari keluarga Quaker di Eaglesfield, Inggris pada 6 September 1766. Ia memiliki dua saudara kandung. Ia dan saudaranya terlahir buta warna. Ayah John Dalton bekerja sebagai penenun alat tenun tangan. Dalton ingin sekali sekolah formal, tetapi keluarganya tidak berkecukupan.

Sehingga John Dalton hampir tidak pernah menikmati bangku sekolah formal. Jenjang sekolah formal hanya sampai usia tujuh tahun. Selepas itu, Dalton belajar ilmu pengetahuan secara mandiri atau otodidak.

Tuhan memberikan anugerah berupa kemampuan berpikir dan bernalar melebihi orang-orang lain. Anugerah itu memungkinkan John Dalton untuk tumbuh menjadi orang dengan kemampuan belajar yang sangat luar biasa.

Kemampuan memahami ilmu pengetahuan yang baru berada di atas rata-rata orang pada umumnya. Hal ini di tunjukkan kurang lebih oleh kemampuannya memahami sesuatu lebih dahulu dari orang normal.

Ketika berusia 14 tahun, ia bekerja sebagai buruh tani selama setahun. Karena ia pintar dan jenius, Dalton mengajar sebagai asisten di sekolah asrama Quaker di Kendal. Dalam waktu 4 tahun, ia menjadi kepala sekolah sampai 1773. Ia menjadi guru Matematika dan Filsafat di New College, Manchester.

Saat di New College, Dalton bergabung dengan Manchester Literary and Philosophical Society. Berkat itu, Dalton memiliki akses ke fasilitas laboratorium.

Dalton meneliti proyek pertamanya, atas minat yang besar pada meteorologi. Ia mulai mencatat cuaca setiap hari, memerhatikan detail kecepatan angin dan tekanan udara. Temuan penelitiannya tentang tekanan atmosfer diterbitkan dalam buku pertamanya, Meteorological Findings.

Teori Atom Dalton

Atom merupakan partikel-partikel yang sangat kecil. Pertama kali ditemukan oleh dua orang filsafat Yunani yaitu Leucippus dan Democritus pada 450 tahun sebelum masehi. Atom berasal dari bahasa Yunani, Atomos yang artinya tidak dapat terbagi. Melalui perkembangannya, teori atom semakin berkembang untuk disempurnakan.

Salah satu yang mengembangkan teori ini ialah John Dalton, menurutnya atom merupakan bola pejal yang tidak bermuatan. Berikut isi teori atom John Dalton:

  1. Atom terdiri dari partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi.
  2. Semua atom dari unsur yang sama mempunyai sifat yang sama, sedangkan atom dari unsur yang berbeda memiliki sifat atom yang berbeda.
  3. Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom.
  4. Atom dapat bergabung dengan atom lainnya untuk membentuk molekul dengan perbandingan bulat dan sederhana.

Teori atom terus berkembang oleh para ilmuwan sehingga teori Dalton hanya mampu bertahan selama 90 tahun. Karena pada 1886, Eugene Goldstein menemukan partikel listrik yang bermuatan positif atau proton.

Setelah itu, tahun 1897 Thomson menemukan partikel bermuatan negatif yang disebut elektron. Meski teori atom Dalton memiliki kekurangan, Dalton merupakan bapak pencetus teori atom modern dan mampu menjelaskan hukum kekekalan massa Lavoisier.

Daltonisme

Dalton juga meneliti tentang buta warna. Karena kondisi itu telah memengaruhi dia dan saudaranya sejak lahir. Dalton berteori bahwa itu pasti turun-temurun. Dia membuktikan teorinya benar ketika analisis genetik dari jaringan matanya mengungkapkan bahwa dia kehilangan fotoreseptor untuk mengamati warna hijau. Sebagai hasil kontribusinya terhadap pemahaman buta warna merah-hijau, kondisi ini sebutannya “Daltonisme.”

 “Bagian dari gambar merah, tampak bagi saya sedikit lebih dari bayangan atau cacat cahaya. Setelah itu oranye, kuning, dan hijau tampak satu warna. Yang turun cukup seragam dari kuning pekat ke kuning langka, membuat apa yang saya sebut warna kuning yang berbeda.”

Dalam sebuah surat Dalton kepada Elihu Robinson pada Februari 1794, dia telah mengumpulkan pita sutra berbagai warna dari seorang teman untuk membandingkan persepsinya itu.

Salah satu temannya menemukan bahwa hanya saudaranya yang memiliki persepsi yang sama dan menyimpulkan bahwa mereka berdua pasti memiliki masalah keturunan.

Untuk menguji teorinya, Dalton menyumbangkan matanya sendiri untuk ilmu kedokteran setelah kematiannya. Dokter Joseph Ransome melepas mata sehari setelah dia meninggal dan dengan cepat menyangkal teori pewarnaan.

 

Kehidupan selanjutnya

Tahun 1832 ia menerima gelar kehormatan Doktor Ilmu Pengetahuan dari Universitas Oxford. Pada tahun 1833 pemerintah memberinya pensiun, yang berlipat ganda pada tahun 1836. Dalton mendapat gelar Doktor Hukum, oleh Universitas Edinburgh pada tahun 1834. Bahkan ada patung untuk menghormati Dalton pada tahun 1834.

Hari-hari berikutnya, ia terus mengajar di universitas-universitas di seluruh Inggris. Sepanjang hidupnya, Dalton berhasil mempertahankan reputasinya yang nyaris sempurna sebagai Quaker yang taat. Ia begitu serius dan fokus terhadap dunia Sains, menjalani kehidupan sederhana dan tidak pernah menikah.

Reporter: Annisaa Rahmah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini