Terkuak! Begini Asal Mula Baju Koko, Pakaian Khas Umat Islam Indonesia

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar baju koko? Pasti langsung mengarah ke pakaian muslim yang dikenakan oleh kaum pria kan?

Yups, baju koko memang identik dengan kaum Muslim. Setiap acara keagamaan dan kegiatan ibadah, kamu pasti akan menemukan banyak pria yang menggunakan baju ini. Nggak hanya itu, baju koko juga bisa digunakan untuk sehari-hari, bahkan dijadikan untuk seragam sekolah.

Berbicara mengenai baju koko, seperti apa sih sejarahnya? Menurut asal usulnya, baju koko ini sebenarnya bukan asli dari Indonesia. Ada banyak versi tentang sejarah baju koko.

Dalam beberapa literasi, baju koko adalah hasil percampuran budaya antara Betawi dengan baju sehari-hari masyarakat Tionghoa, yakni Tui-kim. Menurut budayawan Remy Sylado dalam novel “Pangeran Diponegoro: Munju Sosok Khalifah,”, disebut baju koko karena pada awalnya baju ini dipakai sama engkoh-engkoh, alias laki-laki Tionghoa.

Namun ada budayawan lain yang menentang hal itu, yaitu Ridwan Saidi. Ia berpendapat bahwa proses munculnya baju koko itu, karena adanya proses budaya yang universal, bukan karena saling mengadopsi.

Masyarakat Indonesia sendiri mulai mengenal baju koko ini sejak warga Tionghoa berdagang di Indonesia. Nah, karena adanya asimilasi budaya, jadilah muncul koko modern yang saat ini jadi pakaian khas umat Islam Indonesia. (Dinda)

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini