MATA INDONESIA, PASAMAN – Seorang pemuda di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat memilih tinggal pada sebuah pondok di tengah sawah untuk mencegah penularan wabah corona (COVID-19). Pemuda bernama Yogi Arman ini berinisiatif demikian lantaran khawatir membawa virus corona sepulang dari Bogor, Jawa Barat.
Yogi adalah seorang wirausahawan yang membuka toko di Bogor, Jawa Barat. Dia sudah menutup toko akibat terdampak virus corona. Yogi kekurangan pelanggan.
Dia lalu memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Namun, sebelum pulang, Yogi memutuskan untuk ikut pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Telkom selama dua hari mulai 23 Maret.
“Saya pulang dari zona merah Covid-19. Saya takut kalau membawa virus pulang, yang mungkin saya dapatkan dari bandara atau dari mana saja. Kalau saya di rumah, pasti 80 persen akan kontak langsung dengan keluarga,” ujarnya, Sabtu 18 April 2020, melansir CNNIndonesia.
Selama perjalanan pulang, Yogi bersikap hati-hati agar tidak tertular virus corona. Misalnya, setiba di Bandara Internasional Minangkabau ia mandi dan mengganti pakaian serta membungkus pakaian lama dengan kantong plastik.
Ketika tiba di rumah, ia tidak menyalami keluarganya, tetapi langsung pergi ke tempat isolasi yang jaraknya 300 meter dari rumahnya.
“Sebenarnya saya ingin sekali bersalaman dengan keluarga saya. Saya rindu karena sudah setahun tidak pulang,” ucapnya.
Ia terinspirasi mengisolasi diri di tempat yang jauh karena mengetahui banyak penularan virus dari perantau. Karena itu, ia meminta kepada pemerintah daerah di Sumbar untuk mewajibkan perantau yang pulang kampung mengisolasi diri.
Yogi mulai melakukan karantina mandiri sejak 13 April lalu. Ia cuma berjumpa anggota keluarganya saat jelang jam makan. Biasanya anggota keluarganya akan mengantarkan bekal dengan memakai masker. Bahkan tempat makanan dan minuman terbuat dari plastik sekali pakai, sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona.