Tak Cuma di Indonesia, Bahasa Jawa Juga Dipakai di Negara-Negara Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bahasa Jawa bukan hanya digunakan di Indonesia karena jumlah penuturnya yang mencapai 84,3 juta orang, tetapi bisa kita temui di sejumlah negara.

Warga negara seperti Suriname, Belanda, Malaysia, Singapura, Kepulauan Cocos, dan Kaledonia Baru juga menggunakannya.

Lalu mengapa bahasa Jawa bisa mencapai negara-negara tersebut? Begini penjelasannya:

Suriname
Negara di Amerika Selatan itu bekas jajahan Belanda. Dahulu negara tersebut bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda.

Bahasa Jawa masuk ke Suriname sejak 1 Juli 1863 ketika sistem perbudakan di dunia mulai dihapuskan.

Saat itu banyak perkebunan Belanda di Suriname tak ada yang mengurus sehingga orang Jawa dikirim ke sana pada 1890-1939 agar perkebunan tersebut ada yang merawat. Jumlah orang Jawa yang dikirim lebih dari 32.000 jiwa.

Namun setelah Belanda kalah dari Jepang di Perang Dunia ke II, hanya beberapa orang Jawa saja yang pulang ke Indonesia, sebagian besar memilih menetap di Suriname.

Hingga kini bahasa Jawa masih digunakan masyarakat Jawa di negara kecil tersebut untuk berkomunikasi sehingga kebudayaan tanah leluhurnya tetap terpelihara.

Belanda
Bahasa Jawa di Belanda merupakan warisan orang-orang Jawa yang menjadi budak di masa penjajahan.

Banyaknya orang Jawa di Belanda bahkan membuat Negeri Kincir Angin tersebut kini menjadi acuan siapa saja yang ingin mempelajari atau memiliki minat yang lain terhadap Bahasa Jawa.

Bahkan di Universitas Leiden masih tersimpan naskah-naskah kuno sastra Jawa kontemporer yang terawat dengan baik hingga kini. Tak hanya itu Universitas tertua di Belanda ini juga menjadi salah satu gudang pembelajaran bahasa Jawa sampai sekarang.

Malaysia
Di negara yang menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi itu sebagian besar masyarakatnya juga menggunakan bahasa Jawa. Di Malaysia sendiri suku Jawa bahkan menempati jumlah yang signifikan.

Di wilayah bagian Selangor dan Johor hampir 20 persen penduduknya adalah suku Jawa. Bahkan di Johor terdapat wilayah dengan nama Parit Jawa dan penggunaan bahasa Jawa amat sangat kental di sana.

Orang Jawa pertama kali ke Malaysia pada 1900 untuk mencari pekerjaan. Alih-alih menggunakan bahasa Melayu, orang-orang Jawa tetap memakai bahasa Jawa untuk berkomunikasi di sana. Tak hanya itu bahkan beberapa warga Melayu beretnis Jawa kini menduduki posisi strategis di birokrasi termasuk jabatan menteri.

Singapura
Singapura juga menjadi salah satu negara yang memiliki suku Jawa cukup banyak. Di negara itu juga terdapat beberapa kampung Jawa yang masih dihuni orang Jawa asli.

Orang-orang Jawa itu masuk ke Singapura sejak 1825, saat itu orang Jawa dibawa Belanda untuk dipekerjakan sebagai buruh perkebunan karet, pekerja kereta api, juga sebagai pekerja konstruksi jalan raya.

Kampung Jawa itu terletak di tepi sungat Rochor dan mereka hidup rukun dengan suku bangsa lainnya seperti Cina dan Melayu di Singapura.

Kepulauan Cocos
Kepulauan Cocos merupakan terdiri dari dataran rendah berkarang koral yang terletak di Samudera Hindia. Meski dekat dengan Pulau Jawa, namun kepulauan itu merupakan wilayah Australia.

Mayoritas penduduk kepulauan itu adalah suku Melayu dan Jawa. Sebelum kedatangan kedua suku bangsa tersebut abad ke-19, Kepulauan Cocos itu tidak berpenghuni.

Orang Jawa dan Melayu saat itu didatangkan untuk bekerja di perkebunan. Di tanah rantau tersebut Orang Jawa juga tetap memegang teguh budaya hingga masih memakai bahasa Jawa untuk kehidupan sehari-harinya.

Kaledonia Baru
Wilayah itu sebenarnya jajahan suii generis Prancis yang terletak di sub-benua Malanesia di Samudera Pasifik sebelah barrat daya.

Bahasa Jawa masuk ke wilayah tersebut sejak 1896. Saat itu Prancis mengirim sekitar 170 pekerja dari Pulau Jawa untuk dipekerjakan sebagai buruh pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru. Namun sejak 1949 perpindahan orang Jawa ke Pasifik mulai dihentikan.

Seperti halnya di tempat lain, mereka juga tetap menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi hariannya.

Namun, sangat disayangkan anak-anak muda Jawa di Kaledonia Baru kini sudah tidak bisa berbahasa Jawa, mereka lebih menggunakan bahasa Prancis dalam percakapan sehari-harinya. (Indah Suci Raudlah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini