Selusin Dosa Mengerikan PKI Selain G30S, Sadis dan Penuh Darah

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Setiap tanggal 30 September, bangsa Indonesia masih selalu mengingat tragedi mengerikan dibunuhnya sejumlah perwira tinggi militer dalam upaya kudeta yang dilakukan oleh organisasi terlarang, Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965. Tragedi ini benar-benar memilukan bila diingat-ingat, meskipun PKI sudah ditumpas habis sampai ke akar-akarnya.

Namun, tahukah kalian, PKI juga pernah menorehkan noda dalam sejarah bangsa kita. Sejumlah dosa busuk yang tak mungkin terlupakan, telah dicatatkan oleh partai ‘haram’ tersebut, bahkan sejak kemerdekaan Indonesia masih seumur jagung.

Berikut, sederet dosa PKI kepada bangsa Indonesia, termasuk salah satunya keterlibatan dalam pembunuhan Pahlawan Nasional Otto Iskandar di Nata.

1. Dosa 1945

PKI melakukan sejumlah operasi kudeta berdarah di sejumlah daerah melalui kaki tangannya seperti Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) dan Angkatan Pemuda Indonesia (API) pada tahun 1945, hanya beberapa bulan setelah proklamasi. Operasi tersebut di antaranya seperti membunuh sejumlah pejabat di Tegal, merebut pemerintahan Banten, Tangerang, hingga menculik dan membunuh Bupati Lebak R Hardiwinangun.

2. Pembunuhan Otto Iskandar di Nata

Pada 18 Oktober 1945, tokoh Komunis Tangerang Ahmad Khoirun membentuk laskar yang bernama Ubel-Ubel di Mauk. Laskar inilah yang disebut sebagai Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman yang terlibat dalam pembunuhan Otto Iskandar di Nata pada 12 Desember 1945.

3. Penyerbuan dan Pembunuhan Sultan Langkat

Tanggal 3 hingga 9 Maret, PKI Langkat di Sumatera melakukan operasi berdarah. Dipimpin Usman Parinduri dan Marwan, PKI menyerang Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura atas nama revolusi. Tak puas menyerang, PKI juga membunuh sang sultan, membantai keluarganya hingga merampas kekayaannya.

4. Sederet Tragedi Berdarah 1948

19 Agustus 1948, PKI Surakarta mendalangi kerusuhan dengan menyerang dan membakar pameran HUT ke-3 Republik Indonesia di Sriwedari, Surakarta, Jawa Tengah. Kemudian, PKI berulah lagi pada 10 September 1948, dengan mencegat Gubernur Jawa Timur RM Ario Seorjo dan dua perwira polisi di Kedunggalar, lalu dibunuh dan jasadnya dibuang ke hutan.

5. Pembunuhan KH Sulaiman Zuhdi

Masih dalam tragedi berdarah 1948, PKI menculik para kiai di Pesantren Takeran Magetan, salah satunya adalah KH Sulaiman Zuhdi yang diseret secara keji, lalu dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian Desa Koco, Kabupaten Magetan. Setelah digali, dalam sumur tersebut terdapat 108 jenazah yang ditimbun hidup-hidup oleh PKI.

6. Republik Soviet Indonesia di Madiun

Setelah bentrok antara TNI pro pemerintah dengan TNI pro PKI pada 13 September 1948, muncullah Negara Republik Soviet Indonesia di Madiun pada 18 September 1948. Negara ilegal ini dibentuk oleh salah satu perwira TNI pro PKI, yakni Kolonel Djokosujono dan Sumarsono, dengan Muso sebagai presiden dan Amir Syarifoeddin Harahap sebagai perdana menteri.

7. Merebut Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan Darah

Pada 19 September 1948, PKI merebut Madiun, disusul Magetan, Ponorogo, Pacitan, Kudus, Blora, Ngawi, Trenggalek, Purwodadi dan sejumlah wilayah lainnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selang sehari dua hari setelah perebutan itu, tanggal 20 September PKI menculik 20 polisi di Madiun, lalu menyiksa dan membantainya. Kemudian pada 21 September, PKI juga menculik Bupati Blora Mr Iskandar, lalu menyembelihnya dan dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng.

8. Pembantaian Tawanan Kabupaten Dungus

Usai Panglima Besar Jenderal Sudirman menyatakan TNI telah merebut kembali Madiun dari tangan keji PKI, pada 30 September 1948, anggota partai Komunis yang tersisa melarikan diri ke Desa Kresek di Kabupaten Dungus. Lalu, PKI membantai semua tawanan di daerah tersebut, yang terdiri dari para kiai, santri, tokoh masyarakat, polisi, TNI, hingga pejabat pemerintahan.

9. Penyerangan Asrama Brimob Tanjung Priok

Gerombolan Eteh dari PKI pada 6 Agustus 1951 menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok secara brutal. Mereka merusak bangunan dan merampas semua senjata api yang berada dalam asrama tersebut.

10. Pembubaran Masyumi

PKI terus mendesak Presiden Sukarno hingga akhirnya mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 200 Tahun 1960 tertanggal 17 Agustus, yang isinya adalah tentang pembubaran Majelis Syura Muslimin Indonesia atau Masyumi dengan tuduhan keterlibatan dalam pemberontakan PRRI di Sumatera dan Sulawesi.

11. Provokasi Konfrontasi Malaysia

Usut punya usut, ternyata PKI yang menghasut dan memprovokasi Presiden Sukarno konfrontasi dengan negara tetangga, Malaysia. PKI mengusulkan untuk dibentuknya Angkatan Kelima yang berisi buruh dan tani, untuk dipersenjatai dengan dalih membela negara pada tahun 1963.

12. Peristiwa Januari dan Mei 1965

Beberapa bulan sebelum peristiwa G30S/PKI, yakni pada Januari 1965, PKI yang semakin kuat dengan dua sayapnya, Pemuda Rakyat (PR) dan Barisan Tani Indonesia (BTI) menyerang serta menyiksa peserta training Pelajar Islam Indonesia (PII) di Kabupaten Kediri. Mereka melecehkan para wanita, dan merampas sejumlah Alquran serta menginjak-injaknya.

Lalu, pada Mei 1965, PKI dengan sejumlah sayapnya seperti PR, BTI dan GERWANI merebut perkebunan negara di Bantar Betsi, Sumatera Utara. PKI membunuh Pelda Sudjono, si penjaga PPN Karet IX Bantar Betsi.

Berita Terbaru

Kulon Progo Siaga Banjir, Saluran Irigasi Dinilai Perlu Perbaikan

Mata Indonesia, Kulon Progo - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kulon Progo pada Rabu 25 Desember 2024 mengakibatkan banjir dan merendam dua bangunan sekolah dasar (SD). Debit air yang meluap menjadi penyebab utama banjir tersebut. Meski begitu, air sudah surut pada Minggu 29 Desember 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini