Sejarah Doa Rosario, Pernah Bantu Pasukan Katolik Menang atas Ottoman

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setiap bulan Mei dan Oktober, umat Katolik senantiasa mendaraskan doa Rosario. Doa tersebut dilakukan untuk menghormati kesucian Bunda Maria, Bunda Tuhan Yesus Kristus.

Biasanya saat berdoa rosario, umat Katolik juga menggunakan kalung salib dengan rangkaian manik-manik khusus. Kalung inilah yang dinamakan Rosario.

Melansir Catholicism.org, penggunaan manik-manik dalam berdoa sebenarnya berasal dari kebiasaan di Gereja Timur. Gereja Yunani Hellenic menyebut rosario kala itu sebagai kombologion atau untaian simpul kalung doa.

Ensiklopedia Katolik (edisi 1913) juga menjelaskan bahwa Rosario dianugerahkan kepada biarawan Yunani sebagai bagian dari pentahbisan. Pun para pemuka agama masa itu menggunakan manik-manik untuk menghitung doa Bapa Kami dan Salam Maria di biara-biara.

Memasuki abad 16, struktur doa rosario mulai terbentuk menjadi 5 dekade dalam 3 peristiwa. Saat ini, ada empat peristiwa dalam untaian doa rosario yang didaraskan sesuai waktu yang ditetapkan gereja. Keempat peristiwa itu adalah peristiwa gembira, sedih, mulia, dan terang.

Dilansir dari dynamiccatholic.com, asal usul doa Rosario bermula dari penampakan Bunda Maria kepada Santo Dominikus pada 1214. Dalam penampakannya, Bunda Maria memberikan rosario beserta doa kepada Santo Dominikus.

Rumusan doa ini kemudian didoakan secara rutin oleh Santo Dominikus. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang gigih dalam menyebarkan doa rosario, khususnya bagi mereka yang tidak memercayai misteri kehidupan Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia.

Melansir laman resmi Gereja Santo Ambrosius, doa Rosario mulai popular di sekitar tahun 1600-1700 an, terutama setelah kemenangan pasukan Kristen di Lepanto, di tahun 1571.

Saat itu, negara- negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman, sehingga terdapat ancaman yang genting bahwa agama Kristen akan terancam punah di Eropa.

Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman ini, Paus Pius V memerintahkan umat Katolik untuk berdoa rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria.

Perintah ini dilakukan oleh Don Juan (John) dari Austria, komandan armada, demikian juga, oleh umat Katolik di seluruh Eropa untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang mendesak ini.

Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore.

Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan pertempuran di Lepanto. Walaupun nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang pada pertempuran tersebut.

Hal ini tentu tak mengherankan kalau rosario di masa lampau dianggap sebagai “pedang spiritual”. Maka pemakaiannya bukan dikalungkan seperti saat ini, melainkan dengan menggantung pada pinggang sebelah kiri, tempat pedang disarungkan.

Kini tiap bulan Mei dan Oktober, umat Katolik akan mendaraskan doa rosario. Di bulan Mei, gereja merayakan Bunda Maria sebagai bunda Allah yang mengandung dan melahirkan Yesus Kristus. Bulan ini pun ditetapkan sebagai bulan Maria. Sedangkan bulan Oktober dinyatakan sebagai Bulan Rosario.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini