MATA INDONESIA, JAKARTA – Seperti peradaban Mesir dan Cina yang telah berkembang sejak ribuan tahun sebelum masehi, peradaban Korea juga telah memulai sejarahnya sejak 2333 tahun Sebelum Masehi (SM).
Hal itu dapat diketahui dari sistem penanggalan Dan Gun yang digunakan oleh bangsa Korea sampai saat ini selain dari penanggalan Imlek dan penanggalan Masehi.
Keadaan geografis Korea tidak seperti wilayah lain yang subur didukung oleh lingkungan alamnya. Korea berbeda dengan Mesir maupun daerah di sekitar Mesopotamia yang memiliki tanah yang subur dengan sumber air yang melimpah karena dialiri oleh sungai besar.
Kemakmuran yang dapat diraih oleh bangsa-bangsa di sekitar sungai dan tanah yang subur sangat menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya untuk membangun peradaban yang besar dan maju. Masyarakat Korea harus berjuang keras untuk bertahan dari seleksi alam dan mengembangkan kehidupan bercorak agraris yang sangat matang.
Nenek moyang bangsa Korea mengembangkan kehidupan pertanian mereka dengan giat dan sangat berani dalam mempertahankan diri menghadapi suhu udara yang tidak bersahabat, seperti misalnya musim dingin yang panjang, beku, dan tanah yang tidak subur.
Korea kemudian mengalami masa kebudayaan perunggu dan kebudayaan besi.
Kerajaan pertama di semenanjung Korea yang didasarkan pada kebudayaan perunggu adalah Kerajaan Go Joseon yang dirajai oleh Dan Gum Wanggum. Menurut catatan dalam kitab sejarah Samguk Yusa, Dan Gun Wanggum adalah anak dari pasangan putra dewa langit Hwang-Ung dan Ungnyeo, seekor beruang yang berubah menjadi manusia.
Mitologi seperti ini sangat ampuh bagi seorang penguasa untuk mengukuhkan kedudukannya sebagai raja di mata rakyatnya. Legitimasi kekuasaan dengan cara mengaku sebagai keturunan dewa yang menguasai alam masih dipercaya oleh masyarakat pada masa kuno.
Keturunan dewa harus diangungkan dan mendapatkan perlakuan yang istimewa agar dewa bahagia dan memberi kesejahteraan bagi para pemujanya. Konsep seperti ini berlaku dalam masyarakat kuno di berbagai belahan dunia karena didukung oleh perkembangan alam pikiran yang masih menjujung tinggi mitos.
Dan Gun dianggap oleh bangsa Korea sebagai leluhur yang mendirikan negara Korea Kuno yang disebut Go Joseon sejak tahun 2333 SM di kaki gunung Baek-du.
Berdasarkan Dongguk Tonggam, catatan sejarah Joseon tahun 1485, menuliskan bahwa Dan Gun mendirikan Go Joseon tahun ke-50 masa pemerintahan Kaisar Yao di zaman Cina kuno (memerintah antara 2357 BC-2256 SM). Samguk Yusa, abad sejarah dan mitos Korea yang mengutip kitab sejarah Cina juga menuliskan tanggal yang sama.
Meski masih menjadi perdebatan di antara sejarawan di Korea dan negara-negaranya soal tanggal pendirian Go Joseon, rakyat Korea meyakini tanggal tersebut. Mereka percaya bahwa mereka adalah keturunan Dan Gun, sama seperti anggapan kerajaan-kerajaan awal mengenai diri mereka sebagai keturunan Go Joseon.
Orang Korea menyelenggarakan hari ke-3 bulan Oktober sebagai Hari Pendirian Nasional atau Gaecheonjeol yang bermakna “festival pembukaan surga.” Hari libur ini memperingati berdirinya kerajaan Joseon Kuno (Go Joseon), negara pertama bangsa Korea.
Sementara catatan sejarah Cina kuno membuktikan bahwa keberadaan Go Joseon cukup dikenal di Cina. Abad ke-7 SM, Go Joseon telah menjalin hubungan dagang dengan banyak negara di Cina. Go Joseon kemudian mulai berkembang di periode antara abad ke-5 SM-3 SM, menjadi kerajaan yang kuat dan telah bergabung dengan kelompok suku Yemaek.
Reporter: Sheila Permatasari