Home Kisah Sederet Tokoh Hebat ini Ternyata Mengidap Epilepsi

Sederet Tokoh Hebat ini Ternyata Mengidap Epilepsi

0
1045

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejak dahulu kala, epilepsi telah menjangkit jutaan orang di dunia, mulai dari pengemis hingga raja. Ini merupakan salah satu kondisi penyakit tertua bagi umat manusia.

Referensi paling awal untuk epilepsi berasal dari abad ke-5 SM. Di Mesopotamia, kondisi epilepsi atau kejang umum disebut orang-orang kuno ini sebagai “penyakit jatuh” dan dicatat dengan deskripsi yang sangat akurat.

Beberapa orang kuno mengira serangan epilepsi disebabkan oleh roh jahat atau setan yang telah menyerang tubuh seseorang. Para pendeta berusaha menyembuhkan penderita epilepsi dengan mengusir setan dari dalam tubuh mereka dengan sihir dan doa. Takhayul ini ditentang oleh dokter kuno seperti Atreya dari India dan kemudian Hippocrates dari Yunani, keduanya mengakui kejang sebagai disfungsi otak dan bukan peristiwa supernatural.

Namun demikian, interpretasi takhayul epilepsi bertahan selama berabad-abad, dan masih ada di beberapa bagian dunia. Sikap masyarakat kuno terhadap epilepsi telah meninggalkan warisan stigma dan kesalahpahaman yang merusak dan masih bertahan sampai sekarang. Banyak orang dengan epilepsi terus menghadapi ketakutan, prasangka, dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Di sisi lain, serangan epilepsi memiliki kekuatan dan simbolisme yang secara historis, menunjukkan hubungan dengan kreativitas atau kemampuan kepemimpinan yang tidak biasa.

Para sarjana telah lama terpesona oleh bukti bahwa para pemimpin agama terkemuka, pemimpin politik, filsuf, dan banyak orang yang mencapai kejayaan dalam seni dan sains menderita epilepsi.

Aristoteles tampaknya adalah orang pertama yang menghubungkan epilepsi dan jenius. Katalognya tentang “great epileptics” (termasuk Socrates) ditambahkan selama Renaisans. Namun, hanya orang-orang dari budaya barat yang dimasukkan dalam list katalog ini.

Begitu kuatnya tradisi ini sehingga bahkan pada abad ke-19, nama-nama baru “great epileptics” ditambahkan, mereka dipilih dari antara orang-orang yang berada di berbagai belahan dunia. Melalui hal ini, kita dapat mengetahui bahwa sederet orang hebat dunia ini didiagnosis menderita epilepsi.

Untuk diketahui bahwa epilepsi adalah kondisi aktivitas listrik yang berlebihan di berbagai lokasi di otak, lokasi yang menampung sensasi dan fungsi tubuh kita, serta ingatan dan emosi kita.

Psikiater Dr. David Bear menyatakan bahwa aktivitas otak abnormal yang ditemukan pada epilepsi dapat berperan dalam pemikiran kreatif dan pembuatan seni dengan menyatukan kepekaan, wawasan, dan perhatian kritis yang berkelanjutan.

Saat ini, pengobatan modern dapat mendiagnosis epilepsi jauh lebih akurat daripada pada abad yang lalu. Namun, banyak orang terkenal di dunia secara historis tercatat pernah mengalami kejang. Orang dengan epilepsi ini telah unggul di setiap bidang.

Berikut ini adalah daftar orang-orang hebat di bidangnya, yang semuanya diduga kuat atau diketahui menderita epilepsi.

Penulis                                                                                                           

  • Charles Dickens
  • Dante
  • Sir Walter Scott
  • Lord Byron
  • Alfred, Lord Tennyson
  • Moliere
  • Lewis Carroll
  • Fyodor Dostoevsky
  • Leo Tolstoy
  • Gustave Flaubert
  • Agatha Christie
  • Truman Capote
  • Edgar Allen Poe

Tokoh Agama

  • Saint Paul
  • Joan of Arc
  • Martin Luther
  • Pope Pius IX 

Filsuf

  • Socrates
  • Aristotle
  • Pythagoras

Pelukis

  • Leonardo Da Vinci
  • Vincent Van Gogh
  • Michelangelo 

Pemimpin Militer dan Politik

  • Alexander the Great
  • Julius Caesar
  • Hannibal
  • King Louis XIII (Prancis)
  • King Charles V (Spanyol)
  • Napolean Bonaparte
  • Peter the Great
  • Vladimir Ilyich Lenin
  • Theodore Roosevelt (Presiden AS)
  • James Madison (Presiden AS)

Aktor

  • Michael Wilding
  • Margaux Hemingway
  • Richard Burton
  • Danny Glover
  • Bud Abbott
  • Ward Bond 

Komposer

  • Paganini
  • Tchaikovsky
  • Beethoven
  • Handel
  • George Gershwin
  • Schumann 

Reporter: Sheila Permatasari