MATA INDONESIA, LONDON – Paul McCartney umumkan bahwa The Beatles resmi bubar. Band asal Liverpool Inggris ini tidak bisa lagi bertahan karena para personelnya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Peristiwa ini terjadi pada 10 April 1970. Pada saat itu, Paul McCartney melakukan wawancara dengan media dan memberikan pernyataan secara tidak langsung memperjelas rumor bubarnya grup musik asal Inggris tersebut. Berikut beberapa cuplikan wawancara McCartney dengan pers :
T: “Apakah album ini merupakan sisa dari The Beatles atau awal karier solo?”
Paul : “Waktu akan menjawab. Menggarap album solo berarti ‘awal dari karir solo… dan tidak selesai dengan The Beatles berarti itu hanya istirahat. Jadi keduanya. “
T: “Apakah perpisahan Anda dengan The Beatles bersifat sementara atau permanen, karena perbedaan pribadi atau masalah musik?”
Paul: “Perbedaan pribadi, perbedaan bisnis, perbedaan musik, tetapi yang terpenting karena saya memiliki waktu yang lebih baik dengan keluarga saya. Sementara atau permanen? Saya tidak terlalu tahu. “
T: ”Apakah Anda meramalkan saat Lennon-McCartney menjadi kemitraan penulisan lagu yang aktif lagi?”
Paul: “Tidak.”
Saling Tuding
Dalam pernyataan Paul McCartney itu tidak ada dalam jawaban yang tegas. Namun pernyataannya tersebut dimuat seluruh media dengan tajuk utama seperti “McCartney Breaks Off With Beatles”.
Pernyataan Paul semakin memperparah jarak antara dirinya dan rekan bandnya. Dalam majalah Rolling Stone terbitan 14 Mei 1970, John Lennon mengecam Paul dengan pernyataanya itu. ”Paul menyebabkan kekacauan,” kata John.
Tak hanya John Lennon. Dua rekannya yang lain George Harrison dan Ringgo Star juga kecewa dengan pernyataan Paul yang secara sepihak membubarkan band legendaris ini.
Paul dianggap arogan. Namun tindakan Paul ini dikarenakan ia mendominasi dalam manajemen The Beatles. Sejak ditinggal mati sang manajer, Brian Epstein, Paul McCartney mengambil alih kendali The Beatles. Ia mulai menggagas beberapa proyek untuk kelangsungan band, seperti penggarapan film “Magical Mystery Tour” dan “Let It Be”.
Dominasi Paul, membuat Lennon, George Harrison dan Ringo Starr risih. Lennon tak setuju dengan beberapa proyek yang digagas Paul. Kebencian itu ia perlihatkan dengan melanggar aturan awal The Beatles, yakni dengan membawa Yoko Ono dalam proses rekaman. Padahal hal itu sangat dilarang oleh The Beatles.
George Harrison
Sebelumnya mereka pernah membuat larangan membawa istri dan pacar saat proses rekaman. Persoalan Beatles tidak berhenti di situ saja. Munculnya George Harrison sebagai penulis lagu menyebabkan ketidaknyamanan beberapa personelnya, karena yang berperan menulis lagu adalah Paul dan Lennon, sementara Harrison dan Starr hanyalah pendukung.
Memasuki 1965, komposisi Harrison mulai matang. Potensi Harrison menulis lagu mulai terlihat. Meskipun beberapa pihak mengakui lagu-lagunya, Paul McCartney dan John Lennon selalu menolak ide-idenya.
Seiring berjalannya waktu, selera musik masing-masing personel semakin berbeda. Hal ini terjadi setelah mereka merampungkan album “Sgt. Pepper Lonely Hearts Club Band” pada bulan November 1966. Paul masih setia pada tren musik pop, sedangkan Harrison mengembangkan musik India, sementara Lennon menjadi beralih ke musik eksperimental. Akibatnya, Paul mulai berperan sebagai inisiator dan memimpin pembuatan album ini.
Puncak perseteruan Lennon dan Paul semakin besar ketika keduanya saling menghina lagu ciptaan mereka masing-masing. Paul mulai mencela eksperimental Lennon, begitu pula Lennon yang menghina lagu Paul seperti “Martha My Dear” dan “Honey Pie”.
Terluka
Bubarnya The Beatles menyiratkan luka mendalam. Paul mengaku depresi setelah The Beatles bubar. ”Aku berusaha melupakannya dengan mabuk mabukan,” kata Paul McCartney. Bahkan Paul mengatakan ingin berhenti dari dunia musik. “Saya merasa hancur ketika kehilangan teman teman seperjuangan saya. Perpisahan dengan The Beatles bukanlah hal yang mudah. Itu membuatku sangat terpuruk,” kata Paul.
Paul menyebut pengusaha Allen Klein sebagai penyebab bubarnya The Beatles. Saat itu Klein mengambil alih jabatan manajer The Beatles.
Ia juga mengatakan bahwa perseteruannya dengan John Lennon, Ringo Starr dan George Harrison justru memperkeruh suasana.
Bukan hanya Paul yang mengalami depresi. Ringo Starr juga mengaku frustasi dan marah selama 20 tahun. Penggebuk drum The Beatles itu mengaku tak rela kehilangan band yang sangat ia cintai itu. Ringo Starr mengaku bahwa ia benar-benar kehilangan arah dan frustrasi. Ia bahkan sempat menjadi alkoholik dan masuk rehabilitasi untuk mengatasi kecanduannya.
Reporter : R Al Redho Radja S