Romawi Kuno: dari Prostitusi Legal hingga Kasus Homoseksual di Kekaisaran

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Romawi menjadi salah satu bangsa terkuat dalam sejarah peradaban kuno. Ada banyak aspek tentang gaya hidup, kehidupan sosial, dan juga politiknya.

Tentu saja, bangsa Roma terkenal sebagai bangsa yang memiliki dua karakteristik utama. Yaitu pemerintahan dan kekuatan militer. Mereka juga terkenal karena karya-karya arsitekturnya yang mengagumkan. Namun, ternyata di balik pemerintahan dengan sistem yang kuat dan setara, ada berbagai persoalan moralitas yang menjijikan dan tak layak menjadi contoh.

Sebuah keluarga di Roma menganut pola paterfamilias atau ayah dari keluarga. Sosok ayah sebagai kepala keluarga adalah otoritas tertinggi dalam rumah tangga. Bahkan, mereka mendapat kuasa untuk mengeluarkan siapapun anggota keluarga yang membangkang. Hal ini membuat kekuasaan Ayah menjadi luar biasa dominan.

Prostitusi

Kebejatan di Roma yang paling utama karena legalnya prostitusi. Malah, rumah bordil menjadi tempat hiburan yang populer bagi pria Romawi. Dan pastinya merupakan bagian dari budaya Roma kuno. Namun, meski menjadi tempat hiburan, profesi pelacur tetap menjadi sosok yang memalukan. Sebagian besar dari para pelacur tersebut adalah budak atau mantan budak. Di Romawi kuno, pria dengan status sosial tertinggi bebas untuk terlibat dengan pelacur dari kedua jenis kelamin.

Persoalan homoseksual di Roma juga menjadi hal biasa. Banyak sekali laki-laki atau budak laki-laki yang terlibat dalam pelacuran atau peliharaan. Hal ini sempat menjadi persoalan saat Kaisar Augustus, keponakan Julius Caesar yang menjadi raja pertama Kekaisaran Romawi membuat aturan soal moralitas pada tahun 18 SM.

Augustus sangat kesal dengan perilaku pamannya Julius Caesar maupun adik kandungnya sendiri yang bebas bergonta ganti pasangan. Ia pun mengeluarkan undang-undang yaitu Leges Iuliae.

Rancangan aturan ini untuk mempromosikan hubungan yang sehat dan sejahtera. Misalnya, ada aturan bernama lex Iulia de adulteris coercindis yang menghukum perzinahan dengan pembuangan. Lalu ada juga lex papia Poppaea yang mempromosikan keturunan dan menghukum selibat (hidup tanpa menikah). Nah, anehnya Augustus malah terkenal karena seringkali berganti pasangan hingga pernikahan ketiganya dengan Livia.

Kemudian ada Tiberius yang terkenal sebagai raja yang suka dengan hal-hal yang berbau erotis. Ia menyuruh orang untuk mengambar lukisan porno di dinding kamarnya. Ia juga mengoleksi buku-buku porno di perpustakaannya.

Lalu ada juga Raja Gaius yang suka pelesir ke tempat-tempat pelacuran. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah bordil daripada mengurus pemerintahan.

Namun dari sekian banyak kaisar yang bejat tak ada yang mengalahkan Nero, anak dari Raja Claudius. Ia malah berhubungan dengan ibunya sendiri. Nero juga seorang Homoseksual karena punya pasangan laki-laki yang ia pelihara sebagai suaminya. Terkadang, Nero menggunakan kostum perempuan.

Penulis: Keshatita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini