Diterpa Pandemi Covid-19, BPS Klaim Ekonomi di Jogja Tak Terganggu meski Jelang Resesi Tahun Depan

Baca Juga

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 nyatanya tak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Yogyakarta. Hal itu dapat dilihat melalui hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta.

Kepala BPS Kota Yogyakarta, Mainil Asni menyatakan bahwa terjadi pertumbuhan ekonomi di Kota Yogyakarta kendati diterpa pandemi Covid-19.

“Angka kemiskinan saat ini mulai membaik, meskipun pengangguran saat pandemi lumayan tinggi,” klaimnya di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Jumat 14 Oktober 2022.

Mainil menjelaskan, naiknya angka pengangguran diakibatkan oleh matinya perekonomian di Malioboro yang merupakan jantung aktivitas ekonomi di Kota Jogja.

“Karena pada 2020, Malioboro (perdagangan) mati. Tidak ada aktivitas sehingga tidak ada transaksi. Itu mengakibatkan pengangguran tinggi,” jelasnya.

Walaupun begitu, BPS tetap menemukan angka perkembangan ekonomi di Kota Yogyakarta tetap naik. Pada tahun 2019, angka pertumbuhan ekonomi di Kota Jogja hanya 6,8 persen. Sementara pada tahun 2020-2022 terjadi perkembangan.

“Waktu itu pengangguran di hotel juga naik. Kemiskinan naik. Tahun 2022 sudah baik. Sekarang angka pertumbuhan ekonomi 7,59. Pada tahun sebelumnya 7,27 persen,” ucapnya.

“Yogyakarta pertumbuhannya bagus, bahkan di atas angka provinsi. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jadi rendah karena terbebani oleh kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo,” tambahnya.

Dengan demikian pihaknya menyebut ancaman resesi di Jogja sedikit bisa diatasi dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Hal itu menyusul dengan kalkulasi watktu 2 tahun yang berjalan sepanjang ini.

Kendati demikian, Mainil menyebutkan ancaman tersebut tetap diwaspadai. Maka dari itu penyeimbangan kebutuhan pokok masyarakat harus dijaga oleh pemerintah saat ini.

Reporter: Abraar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini