MATA INDONESIA, JAKARTA-“Pramuka…Pramuka…Praja Muda Karana”. Perkataan itu sudah menjadi bagian yang khas dalam peringatan hari Pramuka di Indonesia. Hari ini, Jumat 14 Agustus 2020, Pramuka di Indonesia tepat berusia 59 tahun sejak diperingati pada 14 Agustus 1961.
Pramuka identik dengan seragam cokelat dan lambang tunas kelapa. Pramuka sendiri merupakan sebutan bagi para anggota gerakan pramuka yang meliputi pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega. Kelompok anggota pramuka yang lain adalah pembina, andalan, pelatih, pamong saka, staf kwartir, dan majelis pembimbing.
Namun, bagaimana sejarah perjalanan hingga Hari Pramuka itu bisa lahir di dunia hingga ditetapkan di tanah air, yuk simak ulasannya.
Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Dalam dunia internasional, Pramuka disebut dengan istilah ‘Kepanduan’ (Boy Scout).
Sejarah pramuka didunia diawali sejak abad ke 20. Yang mana Baden Powell adalah seseorang dibalik lahirnya gerakan kepramukaan yang ada di dunia. Tanggal 25 Juli pada tahun 1907, Baden Powell menjabat sebagai Letnan Jenderal tentara Inggris, beliau mengadakan perkemahan pramuka bersama 22 anak laki-laki di Pulau Brown Sea, Inggris.
Dari perkemahan tersebut, Baden Powell menulis buku Scouting for Boys yang diterbitkan pada tahun 1908. Buku tersebut ditulis sebagai panduan dalam acara perkemahan atau prinsip dasar pada kepramukaan. Dan dari buku tersebut muncullah banyak organisasi pramuka di berbagai negara.
Pada awal kemunculannya, gerakan pramuka diikuti oleh laki-laki saja, tetapi pada tahun 1912, muncullah organisasi “girl guides” yang dibentuk oleh Agnes, adik perempuan dari Baden Powell. Kemudian organisasi kepramukaan untuk perempuan ini di lanjutkan oleh istri Baden Powell.
Peringatan Hari Pramuka Internasional ditetapkan pada 22 Februari 1857 yang merupakan hari lahirnya Robert Baden-Powell di London.
Kota London sendiri merupakan kantor kesekrariatan Pramuka sedunia. Yang kemudian dipindahkan ke Ottawa, Kanada tahun 1958 dan berpindah lagi ke Geneva, Swiss tahun 1968.
Nah, bagaimana dengan perjalanan sejarah Pramuka di Indonesia? Dulunya Hari Pramuka atau yang sebelumnya dikenal sebagai gerakan Kepanduan.
Sejarah Pramuka di Indonesia dimulai dengan pasang surut dalam aktivitas organisasi. Dimana pada saat itu Indonesia masih berada dalam masa penjajahan.
Sehingga Indonesia dikenal dengan tiga masa Pramuka. Yaitu Gerakan Pramuka pada Masa Penjajahan Belanda, Gerakan Pramuka pada Masa Penjajahan Jepang dan Gerakan Indonesia setelah Indonesia Merdeka.
Gerakan kepramukaan ini dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada masa kolonial dengan nama Nederland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Organisasi ini ternyata mendapat perhatian dari para pemimpin gerakan kemerdekaan karena dianggap bisa membentuk karakter manusia Indonesia. Hal ini memicu munculnya berbagai organisasi seperti SIAP, HW, JPO, NATIPIJ, dan JJP.
Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, kesadaran masyarakat Indonesia pun semakin meningkat hingga lebih banyak lagi organisasi yang muncul. Misalnya, Pandu Pemuda Sumatera (1930) dan Persatuan Antar Pandu Indonesia (1931).
Pada tahun 1936, Persatuan Antar Pandu Indonesia merubah nama menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) yang melakukan kegiatan PERKINO yang menjadi cikal bakal pelaksanaan kegiatan Jambore hingga sekarang.
Kemudian, pada masa Perang Dunia ke-2, tentara Jepang melakukan penyerangan kepada tentara Belanda. Hal ini mengakibatkan banyak tokoh kepanduan Indonesia ditarik masuk Keibondan, PETA, dan Seinendan, yaitu organisasi untuk mendukung tentara Jepang.
Pada masa inilah, Jepang melarang berdirinya partai dan organisasi Indonesia karena dianggap dapat meningkatkan persatuan rakyat Indonesia. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat rakyat untuk menjalankan PERKINO II untuk mengusir tentara Jepang.
Tidak lama setelah Indonesia Merdeka, yaitu pada 28 Desember 1945, didirikan Oraganisasi Pandu Rakyat Indonesia di Kota Solo. Organisasi ini ditetapkan sebagai wadah kepanduan dimana anggota kepanduan Indonsia bisa bernaung.
Pada tahun 1961, terdapat sekitar 100 organisasi kepanduan di Indonesia yang terbagi menjadi 3 federasi organisasi. Yaitu, Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia, Ikatan Pandu Indonesia dan Persatuan Putera Puteri Indonesia.
Lalu pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno memberikan amanat pemimpin pandu di Istana Merdeka yang menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan di Indonesia dan kemudian meleburnya menjadi organisasi baru yang bernama Gerakan Pramuka dengan lambang tunas kelapa.
Akhirnya Gerakan Pramuka diperkenalkan resmi kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 bersamaan dengan Presiden RI menganugerahkan panji-panji sebagai penghargaan keikutsertaan para pandu dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
Sejak itulah, pada tanggal 14 Agustus 1961 ditetapkan sebagai Hari Pramuka yang setiap tahun diperingati seluruh anggota Gerakan Pramuka se-Indonesia.
Nah, di dunia ada Baden Powell sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World), maka di Indonesia ada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menjadi bapak pramuka Indonesia. Dia menjabat sebagai ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) pertama sejak 1961.