Petani di Eropa yang Pertama Kali Minum Susu Sapi Murni

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Susu saat ini telah menjadi salah satu minuman wajib di sebagian tempat di dunia. Susu sapi murni sangat baik dikonsumsi manusia sebab didalamnya mengandung nutrisi yang penting bagi tubuh, seperti kalsium, vitamin D, dan protein.

Tapi tahukah kalian siapa yang pertama kali meminum susu sapi murni di dunia? Ternyata awalnya susu sapi ini diminum oleh para petani dan penggembala di Eropa Barat.

Tubuh manusia diperkirakan baru dapat mencerna susu pada waktu antara 5.000-4.000 SM. Menurut para ilmuwan, kemampuan manusia itu timbul perlahan berkat pengetahuan baru soal pengorganisasian hewan ternak. Di masa itu, mulailah tersebar mutasi genetik yang disebut persistensi laktase, yang memungkinkan manusia untuk mencerna susu.

Nah, para ilmuwan percaya bahwa Auroch adalah nenek moyang sapi perah modern. Spesies ternak liar ini pertama kali ditemukan di wilayah Asia, Eropa dan Afrika Utara. Auroch diperkirakan muncul pada 8.000-10.000 tahun lalu di kawasan Timur Dekat Mediterania.

"<yoastmark

Auroch kemudian berkembang menjadi dua jenis, yaitu ternak bungkuk Zebu (Bos Indicus) dan ternak dataran tinggi Eropa yang tak berpunuk (Bos Taurus). Dalam kurun waktu beribu-ribu tahun, spesies Auroch bermutasi mengikuti sistem penjinakkan ternak berkembang yang berkembang di seluruh dunia. Sedangkan Auroch murni tercatat punah tahun 1627 Masehi, ketika ditemukan jenis terakhirnya mati di Hutan Jaktorów, Polandia.

Sekitar 6.000 tahun yang lalu, tujuh kerangka manusia yang tinggal di tiga situs Neolitik Inggris — Hambledon Hill, Hazleton North, dan Banbury Lane telah mengonsumsi produk susu di masa hidupnya. Bukti itu dapat dilihat dari jejak di gigi mereka.
Kerangka manusia tersebut ditemukan oleh para peneliti yang berafiliasi dengan dan berbasis di Universitas York. Sebelumnya mereka telah memeriksa gigi untuk mengetahui tanda-tanda konsumsi susu dan mengambil sisa-sisa manusia ini dari koleksi arkeologi institusi seperti Museum Dorset County.
Pada plak gigi yang termineralisasi dari tujuh kerangka manusia Neolitik yang diperiksa, para peneliti menemukan peptida dari beta laktoglobulin, yaitu protein susu yang tidak muncul secara alami dalam ASI manusia. Namun, ada pada susu sapi, domba, dan kambing.

Pemerahan Sapi Pertama Kali

Setelah sapi dijinakkan dan kemudian menjadi hewan ternak, barulah muncul ide untuk meminum susu sapi yang diperah. Pemerahan susu dicatat sejarah terdapat di peradaban Sumeria. Meskipun ada bukti penjinakkan ternak di Mesopotamia pada awal 8.000 SM, pemerahan sapi tidak menjadi bagian utama peradaban Sumeria sampai kira-kira 3.000 SM.

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa Sumeria meminum susu sapi dan juga mengolah susu sapi menjadi keju dan mentega. Beberapa artefak menunjukkan ukiran bergambar susu yang ditemukan di kuil Ninhursag di kota Sumeria, Tell al-Ubaid. Ukiran tersebut menggambarkan adegan yang menunjukkan aktivitas seperti memerah susu, membuat mentega dan diperkirakan berasal dari paruh pertama milenium ketiga SM.

Penelitian lain menyebutkan bahwa pemerahan susu pertama dalam sejarah terjadi sekitar 8.000 SM di Mesopotamia. Saat itu, bangsa Sumeria sudah mulai menjinakkan sapi, dan mengolahnya jadi konsumsi, termasuk susu. Namun untuk menjadi kebiasaan menurut peneliti yang mempelajari penyebaran enzim laktase susu dan produk susu, manusia mulai minum susu sapi murni sekitar 7.500 tahun lalu, di Eropa Tengah dan Balkan Tengah.

Di Mesir Kuno, sapi peliharaan memainkan peran utama dalam pertanian dan spiritual. Sapi memiliki peran sentral dalam kehidupan orang Mesir, karena sapi statusnya didewakan. Orang-orang Mesir membawa sapi suci dan mempersembahkannya pada Isis, dewi pertanian. Lebih dari itu, sapi diyakini sebagai dewi dengan haknya sendiri, bernama Hathor, yang menjaga kesuburan tanah Mesir.

Jauh dari Afrika, pada kisaran tahun 2.000 SM, sapi peliharaan muncul di India Utara, bertepatan dengan kedatangan pengembara Arya.

Peradaban Veda yang memerintah India Utara sekitar tahun 1.750 SM sampai sekitar 500 SM sangat bergantung pada sapi dan produk susu yang disediakannya. Ketergantungan yang berat pada sapi diperkuat oleh Weda (epos keagamaan agama Hindu) di mana sapi dianggap sebagai hewan suci.

Sedangkan pada epos keagamaan lain, susu juga mempunyai peran krusial di peradaban Ibrani Kuno dan tradisi Alkitab. Peradaban Ibrani Kuno melihat susu sebagai anugerah yang baik. Pada kitab suci Ibrani paling awal terkandung banyak bukti tentang meluasnya penggunaan susu sejak dini.

Perjanjian Lama mengacu pada “Tanah yang dialiri susu dan madu” sekitar dua puluh kali di dalamnya. Ungkapan tersebut menggambarkan Palestina sebagai tanah kesuburan yang luar biasa, memberikan semua kenyamanan dan kebutuhan hidup. Menurut para ilmuwan, secara keseluruhan Alkitab berisi sekitar lima puluh referensi untuk bahasan seputar susu.

Di luar fakta itu semua, yang mungkin paling mencengangkan adalah penemuan bukti awal adanya sapi perah di Inggris Neolitik sekitar 4000 SM. Para ilmuwan menganalisis lemak yang terdegradasi pada artefak tembikar dari dalam tanah, dan berhasil menemukan bahwa petani Neolitik di Inggris dan Eropa Utara mungkin menjadi yang pertama kali memerah susu untuk konsumsi manusia.

Kegiatan pemerahan petani Inggris Neolitik ini mungkin telah dimulai sejak 6.000 tahun yang lalu. Dan jika perkiraan tersebut benar, dapat menjadi bukti periode pertama pemerahan susu, bahkan sebelum munculnya pemerahan lain di kawasan Timur Dekat Mediterania, India, dan Afrika Utara.

Dan susu sapi murni yang semakin populer pada abad 18 dan 19 membuat sebagian warganya beranggapan susu sapi murni bisa menjadi pengganti ASI ( Air Susu Ibu) untuk para bayi malang yang di tinggal Ibunya, Namun metode ini bukan menjadi inovasi tetapi berubah menjadi bencana ketika terdapat kasus kematian bayi meningkat akibat mengkonsumsi Susu Sapi tersebut.

Salah satu Hal yang memprihatinkan terjadi di Manhattan, terdapat perusahaan susu yang dibangun di sebelah tempat pembuatan bir. Sapi perahnya diberi makan sisa air kotor dari pembuatan bir. Pada tahun 1840-an, hampir setengah bayi yang lahir di Manhattan meninggal. Akhirnya susu tersebut diteliti oleh ilmuwan Prancis bernama Louis Pasteur di laboratorium dan ditemukan organisme yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dalam mikroskop.

Organisme ini sangat kuat dan telah mencemari susu, Solusi untuk masalah ini yaitu susu bisa dipanaskan atau dimasak kembali agar kuman di dalamnya mati. Saking pentingnya peringatan harus memasak ulang susu sapi Murni. Pada tahun 1908, Chicago mengesahkan undang-undang pertama yang membuat pasteurisasi susu sebagai persyaratan hukum.

Reporter : Ananda Nuraini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini