MINEWS, JAKARTA – Selain dikenal sebagai sosok yang mandiri dan inspiratif, Ani Yudhoyono adalah sosok istri sekaligus ibu yang luar biasa bagi keluarganya. Kesetiaan Ani mendampingi SBY selama kurang lebih 43 tahun pun telah menjadi bukti pengabdian almarhumah yang begitu besar pada keluarganya.
Selama kurun waktu berumah tangga tersebut, Ani telah mendampingi SBY dalam berbagai pasang surut kehidupan. Ia mendampingi SBY dalam susah maupun senang.
Bahkan ketika di masa-masa sulit, Ani sanggup tampil menjadi istri yang tangguh dan setia. Di masa-masa awal keduanya menjalani biduk rumah tangga, Ani bahkan pernah sampai harus berjualan es susu setiap harinya.
Ini dilakukan demi membantu perekonomian keluarga. Lantaran ketika itu gaji SBY sebagai seorang perwira TNI belumlah besar. SBY yang baru berpangkat letnan dan menjadi komandan peleton mortir di Yonif Linud 330 di Bale Enda, Bandung hanya bergaji Rp 52.500.
Namun, para prajurit TNI kala itu mendapatkan jatah susu kaleng setiap bulan. Bersama kakaknya yang juga seorang istri anggota TNI, Ani pun mengolah susu-susu itu menjadi es mambo untuk dijual demi menambah pendapatan.
“Pembantu Mbak Titiek kebetulan bersekolah. Dialah yang kami titipi termos dan berjualan es mambo,” kata Ani dalam buku ‘Kepak Sayap Putri Prajurit’ yang ditulis Alberthiene Endah.
Es tersebut ternyata laris manis. Uangnya kemudian ia gunakan untuk membeli kebutuhan rumah tangga seperti telur, daging atau ikan demi menambah gizi anak-anaknya.
Dalam buku tersebut, Ani juga bercerita bahwa SBY terkadang tidak mengambil jatah makanan tambahan yang diberi kantornya. Ia justru membawanya pulang ke rumah. Jatah makanan itu berupa satu cangkir bubur kacang hijau.
“Pak SBY tidak menyantapnya di kantor, melainkan disimpan untuk dibawa pulang. Sampai di rumah, biasanya aku olah kembali dengan menambahkan santan, gula merah dan pandan agar jumlah bubur kacang hijau semakin banyak dan bisa disantap bersama keluarga,” kata Ani, dikutip Minggu, 2 Juni 2019.
Hal yang sama juga dilakukan SBY saat menerima jatah telur rebus. Dia tak memakannya, tetapi membawa pulang untuk diberikan pada Agus kecil.
Ibu Ani pun mengaku jika kadang sampai meneteskan air mata haru melihat perhatian suaminya yang begitu besar pada keluarga di tengah keterbatasan ekonomi mereka kala itu.