Perkenalkan Tama, Kucing yang Jadi Kepala Stasiun di Jepang

Baca Juga

MATA INDONESIA, KYOTO – Kepala Stasiun biasanya adalah seorang lelaki yang sangat gagah dengan seragam dan kharismanya yang tegas juga bertanggung jawab. Lalu bagaimana jika kepala stasiun dipimpin seekor kucing?

Hal ini hanya terjadi di Jepang. Seekor kucing bernama Tama telah terkenal dan memiliki jabatan tinggi di perusahaan stasiun kereta Idakiso, Jepang.

Awalnya kucing belang hitam putih dan cokelat tersebut merupakan peliharan seorang pemilik toko serba ada di dekat Stasiun Kishi. Tama sering terlihat di sekitaran rel kereta api yang sudah tak beroperasi sejak 2006.  Di tahun yang sama presiden Kereta Listrik Wakayama saat ini, Mitsunobu Kojima diminta warga untuk menghidupkan kembali Jalur Kishigawa.  Hal ini membuat si pemilik toko (yang merawat Tama) memutuskan untuk pindah. Sebelum ia pindah, ia meminta perusahaan kereta api untuk merawat kucing itu.

Tama akhirnya diadopsi oleh Kojima. Ia memesan topi masinis khusus untuk kucing kecil barunya itu. Pada Januari 2007 ia secara resmi menamai Tama ‘Kepala Stasiun Kishi’ dan menjadi kucing kepala stasiun pertama di Jepang.

Sebagai kepala stasiun  salah satu pekerjaan Tama adalah menjadi ikon  perkeretaapian dan muncul dalam bahan-bahan promosi juga liputan media. Ia juga mendapat tempatnya sendiri di stasiun. Penumpang kerap menemukan Tama di dekat loket karcis atau dari balik jendela kaca ruang ‘kantor’nya loket karcis yang disulap dan dilengkapi baki kotoran dan sebuah tempat tidur.

Sebagai pengganti ‘gaji’, Tama mendapat semua makanan kucing yang ia butuhkan. Ia menerima kenaikan jabatan juga: pada tahun 2008, ia menjadi ‘super manajer stasiun’ dan diberi gelar kebangsawanan oleh gubernur prefektur di sana

Tama sangat disayangi penumpang dan pegawai stasiun sampai-sampai potret lukisannya langsung diproduksi, dan kini digantung bersama dengan sejumlah foto dirinya di toko suvenir Stasiun Kishi. Pengunjung bisa membeli segala sesuatu bertema Tama, dari lencana dan gantungan kunci hingga permen Tama.

Kepopuleran Tama di stasiun tidak main-main. Berkat dirinya stasiun itu berhasil menambah 55.000 penumpang kereta di Jalur Kishigawa dan meningkat hingga hampir 300.000 orang dari tahun 2006. Demi mengapresiasi kinerja Tama pada tahun 2010 perusahaan kereta itu sampai menyewa perancang kereta terkenal bernama Eiji Mitooka untuk mengubah tampilan kereta menjadi baru dengan tema Tama didalamnya. Untuk luar gerbong Tamaden kini dihiasi cap kaki kucing dan 101 gambar kartun Tama, Bagian depan kereta itu bahkan dilengkapi gambar kumis kucing sedangkan bagian dalamnya dilapisi lantai kayu kuno dan rak berisi buku anak-anak. Untuk sentuhan akhir, ketika pintu kereta terbuka di setiap stasiun, bunyi dengkur dan meongan kucing akan terdengar melalui sistem pengeras suara. Dan suaranya asli suara Tama yang sengaja direkam.

Namun usia Tama tidak lama. Ia mati di usia 15 tahun, Ribuan orang menghadiri pemakamannya di stasiun dan meninggalkan tumpukan buket bunga juga berkaleng-kaleng ikan tuna di luar stasiun hanya untuk  Sang ‘Kepala Stasiun Abadi yang Terhomat’.

Demi menghormati kepergiannya, Tama si kucing diabadikan dengan sebuah kuil seukuran bilik telepon umum di peron Stasiun Kishi. Selama tugasnya sebagai kepala stasiun dari tahun 2007 sampai 2015, Tama mengontribusikan 1,1 miliar yen (sekitar Rp 144,8 miliar) terhadap perekonomian daerah setempat.

Setelah kepergian Tama, Perusahaan kereta memiliki kucing lain sebagai pengganti. Kucing tersebut bernama Nitama yang secara harfiah memiliki arti ‘Tama dua’  kucing berusia delapan tahun tersebut secara resmi menggantikan posisi Tama menjadi Kepala stasiun Kishi dan di bantu oleh Yontama (secara harfiah berarti Tama empat) bertugas sebagai kucing asistennya di stasiun Idakiso yang berjarak lima stasiun. Dan untuk kucing dengan julukan Tama tiga saat ini ia menjadi pegawai perusahaan Jepang, Tram Listrik Okoyama, dan berperan sebagai direktur pelaksana Museum Okaden.

Soal kucing, Jepang memiliki sejarahnya tersendiri. Kucing dianggap sebagai hewan spiritual dan simbol keberuntungan, Arca kucing Maneki-neko yang terkenal dengan kaki kirinya yang mengangguk-angguk dipercaya membawa keberuntungan dalam berdagang. Maka tak jarang kita kerap kali melihat patung Kucing tersebut dipajang di etalase-etalase toko di seluruh dunia.

Reporter : Ananda Nuraini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Berjalan Aman dan Damai, Apresiasi Layak Diberikan Kepada Aparat Keamanan

JAKARTA – Agenda Pilkada 2024 telah dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia. Semua elemen masyarakat berperan penting terhadap kesuksesan penyelenggaraan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini