MATA INDONESIA, PANGANDARAN – Gempa bumi bermagnitudo 5,1 mengguncang perairan Pangandaran, Jawa Barat pada Minggu 24 Mei 2020. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.17 WIB.
Sesuai analisa dan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisi (BMKG), pusat gempa bumi tersebut di titik kordinat 8.21 Lintang Selatan, 107.86 Bujur Timur atau tepatnya 90 kilometer Barat Daya Kabupaten Pangandaran, dengan titik kedalaman 13 kilometer. Menurut laporan terbaru BMKG, gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
#Gempa Mag:5.1, 24-May-20 14:11:40 WIB, Lok:8.21 LS,107.86 BT (90 km BaratDaya KAB-PANGANDARAN-JABAR), Kedlmn:13 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG pic.twitter.com/4rxaKcPpjm
— BMKG (@infoBMKG) May 24, 2020
Kembali bernostalgia ke tanggal 17 Juli 2006. Sekitar pukul 15.19 WIB, gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter terjadi di titik 9,41 Lintang Selatan, 107,19 Bujur Timur – sekitar 150 km ke arah selatan dari Pameungpeuk.
Gempa tersebut menyebabkan tsunami yang melanda beberapa daerah di selatan Pulau Jawa, di antaranya Cilauteureun, Kabupaten Garut, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran, Kabupaten Ciamis, pantai selatan Cianjur, dan Sukabumi.
Di Jawa Tengah, daerah yang terkena dampak termasuk Pantai Cilacap dan Kebumen. Di Yogyakarta, pantai selatan Kabupaten Bantul juga terkena dampak. Daerah yang paling parah terkena gempa dan tsunami adalah Pantai Pangandaran, Ciamis (Jawa Barat), dan Cilacap (Jawa Tengah).
Gempa dengan kekuatan 6,8 Skala Richter normalnya tidak menyebabkan tsunami dengan ketinggian lebih dari 5 meter. Nyatanya, menurut Abdul Muhari Ph.D., pakar tsunami dan Chairman Sentinel Asia Tsunami Working Group, ketinggian rayapan tsunami Pangandaran 2006 mencapai hingga 21 meter. Tinggi 21 meter jelas bukan main-main.
Tidak heran jika jumlah korban pun signifikan. Jumlah korban jiwa saat itu mencapai 668 orang; 65 orang dinyatakan hilang. Jumlah korban luka mencapai 9.299 orang.
Kemudian pada 15 Desember 2017 lalu, terjadi dua gempa yang hanya berselang satu detik dari satu sama lain. Gempa pertama terjadi pada pukul 23:47:57 WIB di 43 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kekuatannya 7,3 Skala Richter. Kedalamannya 105 kilometer.
Gempa kedua terjadi pada pukul 23:47:58 WIB dengan kekuatan 6,9 Skala Richter. Titik pusat gempa terjadi di 11 barat daya Kabupaten Tasikmalaya, pada kedalaman 107 kilometer.
Hanya gempa bumi yang terjadi di bawah permukaan laut dengan pusat gempa berada pada kedalaman kurang dari 30 km dan dengan kekuatan 6,5 pada skala Richter atau lebih yang dapat memicu terjadinya tsunami.
BMKG kala itu, sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk Garut (Jawa Barat), Kebumen dan Cilacap (Jawa Tengah), serta Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Di Pangandaran, karena peringatan dini itu, banyak warga mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Potensi tsunami Pangandaran sendiri sebenarnya lebih kecil dibanding Pantai Parangtritis. Pada 16 Desember 2017, pukul 02:30 WIB, BMKG resmi mencabut peringatan dini tsunami.
Semoga kali ini tak ada gempa susulan dan tsunami di Pangandaran.