Nasib dan Kehidupan Anak-Anak Albert Einstein dari yang Disembunyikan Hingga Menderita Gangguan Jiwa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA– Semua seluk beluk Albert Einstein akhirnya terungkap dari penelitian yang muncul 20 tahun setelah kematian orang jenius di dunia ini.

Di penelitian ini, ada penelitian kehidupan Albert Einstein, istrinya, anak yang tersembunyi, dan anaknya yang mengalami gangguan mental.

Naskah atau makalah itu muncul dalam pameran di Universitas Ibrani, Yerusalem. Miris melihat nasib keturunan Albert Einstein. Salah satunya mengalami gangguan jiwa.

Penulis naskah ini yaitu Ze’ev Rosenkranz meyakini bahwa Einstein benar mengalami kesulitan untuk mengatasi gangguan mental yang terjadi pada putra terakhirnya, Eduard. Anak ini dari istrinya bernama Mileva Maric yang juga merupakan seorang ahli fisika.

Rosenkraz meneliti dan berperan penting dalam pengembangan proyek Einstein. Proyek ini awalnya inisatif dari Institut Teknologi California dan mendapat dukungan Universitas Princeton di Amerika Serikat. Rosenkraz mengumpulkan, menerjemahkan, hingga menerbitkan seluruh kumpulan surat maupun dokumen-dokumen rahasia yang juga mengungkap sisi lain dari Einstein. Bersumber dari dokumen-dokumen sejarah Einstein, Einstein melakukan pernikahan di tahun 1903 dengan ahli fisika Mileva menghasilkan tiga orang anak.

Anak pertamanya dan menjadi satu-satunya putri Einstein bernama Lieserl. Ia terlahir satu tahun sebelum Einsten meresmikan pernikahan. Meski akhirnya Lieserl hilang dari sejarah setelah usianya berusia dua tahun.

Kabarnya, keluarga Einstein tidak setuju dengan hubungannya bersama Mileva. Hanoch Gutfreund dalam bukunya berjudul “Einstein on Einstein: Autobiographical and Scientific Reflection” menulis bahwa ibunya menantang keras hubungan keduanya. Karena Einstein usianya lebih muda, beda empat tahun dari Mileva.

Walter Isaacson yang juga menulis buku berjudul “Einstein: His Life and Universe”, menyebutkan banyak surat Einstein kepada Mileva. Einstein berusaha menguatkan Mileva. Meski dalam posisi yang jauh dari Mileva, Einstein sangat menyayanginya beserta anak dalam kandungannya. Bahkan sebelum anak itu terlahir. Einsten mengerti betapa sulitnya menjadi Mileva yang merupakan mahasiswa lulusan fakultas terbaik harus menanggung kehamilannya di luar nikah. Ia juga hidup dalam lingkungan mayoritas kalangan berpendidikan.

Mileva berusaha melahirkannya di luar negara Swiss. Setelah lahir, Mileva menitipkan Lieserl kepada kerabatnya di Serbia. Tak banyak yang bisa terungkap dari putri pertama Einstein. Jurnalis dan sejarawan bahkan mencoba pergi ke Serbia meski pulang dengan tangan kosong.

Sebuah rumah di Bern, Swiss menjadi saksi bisu pertama sebagai tempat tinggal kedua pasangan ahli fisika Einstein dan Mileva. Kini rumah itu menjadi museum. Keduanya kemudian memiliki anak kembali pada tahun 1904. Di tahun itu, seorang bayi laki-laki bernama Hans Albert lahir.

Hans Albert bisa disebut sebagai duplikasinya Einstein. Bahkan Einstein mengungkapkan dengan ia bangga dengan anak keduanya ini. Benar saja, Hans Albert berhasil menjadi professor yang banyak pengangumnya. Hans malah pernah mendapat penghargaan sebagai insinyur terbaik di Komunitas Insinyur Teknik Sipil Amerika (ASCE). Ia mendapatkan penghargaan itu di tahun 1988 setelah penelitiannya dalam mengungkap kompleksitas sungai termasuk tentang bagaimana aliran air dapat membawa arus sebuah sedimen.

Nah, anak ketiga Einstein adalah Eduard. Ia merupakan putra terakhir Einsten yang lahir pada tahun 1910. Saat kecil Eduard mengalami kondisi kesehatan yang buruk. Tujuh tahun setelah kelahirannya, Eduard menderita radang paru-paru.

Kondisi kesehatannya memang lemah. Namun Eduard memiliki minat yang besar pada dunia kesenian. Eduard juga memiliki minat menulis puisi dan bermain piano. Eduard juga sempat berdiskusi dengan Einstein tentang musik dan filosofi seraya menunjukkan pemikiran yang serius tentang hal-hal penting dalam hidup. Diantara Albert dan Eduard, hanya Eduard yang memiliki kedekatan paling intim dengan Einstein.

Ia pun menempuh pendidikan ilmu kedokteran dan ingin mewujudkan mimpi-mimpinya menjadi psikiater. Namun tiba-tiba saja pada tahun 1932 Eduard dirawat di sebuah klinik di Swiss. Setahun kemudian Eduard didiagnosa menderita skizpfrenia atau bisa dikategorikan menderita gangguan mental.

Di tahun yang bersamaan dengan diagnosa kesehatan Eduard, sesuatu terjadi di Jerman. Saat itu sedang kebangkitan Nazi di Jerman. Einstein pun mendapat desakan untuk meninggalkan Swiss dan pindah ke Amerika Serikat. Istrinya Mileva tidak ikut Einstein. Ia merawat kedua putranya itu.

Hingga akhirnya, Eduard mengalami kesehatan yang memburuk dan terpaksa menjalani perawatan di klinik psikiatri. Eduart meninggal karena gejala stroke pada tahun 1965 setelah menghabiskan masa hidupnya di klinik tersebut.

Sebelum pindah ke Amerika Serikat, Einstein sempat menemui Eduard. Namun setelah itu sampai bertahun-tahun kedua tak pernah bertemu. Menurut Rosenkranz, bahkan sudah tidak ada lagi hubungan antara ayah dan anak di antara keduanya.

Di Amerika, Einstein bertemu dengan sepupunya Elsa yang juga ahli fisika. Ia pun kemudian menceraikan Mileva dan kemudian menikahi Elsa.

Penulis : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peningkatan Infrastruktur di Bali Bukti Komitmen Indonesia Siap Selenggarakan WWF 2024

World Water Forum Ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024 diharapkan akan menghasilkan berbagai solusi masalah air termasuk sanitasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini