Musik Vangelis dari Yunani, Progresif Rock hingga Luar Angkasa

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON  – Tak banyak yang tahu Film Chariots of Fire (1981). Film ini menceritakan atlet lari Olimpiade, Eric Liddell dan Harold Abrahams. Banyak yang tidak tahu, soundtrack film ini luar biasa populer dan selalu menjadi lagu pembuka kegiatan olahraga.

Tak heran lagu soundtrack  berhasil memenangkan Academy Award pada 1981. Lagu ini selain menjadi lagu pengantar perolehan medali untuk setiap atlet di Olimpiade, juga pernah dipakai Steve Jobs saat memperkenalkan komputer Macintosh pertama kali tahun 1984.

Penulis dan komposer lagu ini adalah Vangelis. Ini sebenarnya nama panggung dari Evangelos Odysseas Papathanassiou (78). Vangelis sebenarnya sebutan untuk nama Evangelos dalam bahasa Inggris.

Pria kelahiran 29 Maret 1943 itu adalah pemusik profesional yang memainkan dan menciptakan musik beraliran progresif, elektronik, ambien, dan neoklasik.

Dia mulai bermain piano pada usia 4 tahun. Tinggal di Agria, sebuah kota pesisir di Magnesia, Yunani dan dibesarkan di Athena. Ayahnya Odysseus bekerja di bidang properti yang juga seorang pelari amatir.

Sejak usia 4 tahun, Vangelis sudah terlihat bakat bermusiknya. Ia tak pernah belajar main piano maupun gitar. Tiba-tiba saja ia bermain piano. Ia pun tak segan bereksperimen dengan menempatkan paku dan panci dapur di dalamnya untuk menghasilkan bebunyian yang menurutnya indah.

Melihat bakat bermusiknya, ayahnya menyekolahkan Vangelis di sekolah musik. Tapi Vangelis ogah-ogahan belajar. Ia lebih suka mengembangkan teknik sendiri. Kepada Majalah Times yang mewawancarainya, Vangelis bercerita bahwa ia beruntung tidak melanjutkan sekolah musiknya itu dan memilih bereksperimen untuk menghasilkan musik.

Vangelis
Vangelis

Saat mendengarkan musik tradisional Yunani, Vangelis langsung jatuh cinta. Tapi kecintaannya pada musik justru bertambah saat ia berusia 12 tahun. Tiba-tiba saja Vangelis senang memainkan musik jazz dan rock.

Di usia 15 tahun, ia mulai membentuk band sekolah. Tujuannya hanya senang-senang. Ayahnya kemudian memberi ia organ Hammond.

Pada tahun 1963, Vangelis dan tiga teman sekolahnya membentuk sebuah band rock. Nama bandnya The Forminx (atau The Formynx). Mereka rata-rata membawakan lagu-lagu rock populer saat itu. Vangelis mulai menulis lagu dalam bahasa Inggris. Tak disangka, band asal Yunani ini disukai. Sembilan single dan satu album mini berhasil mereka produksi sampai kemudian dibubarkan oleh Vangelis.

Produksi Soundtrack Film

Entah kenapa, Vangelis malah tergila-gila dengan musik score film atau soundtrack. Usai band nya bubar, Vangelis lebih banyak duduk di studio dan membuat sejumlah soundtrack film.

Dia membuat musik untuk tiga film Yunani; My Brother, the Traffic Policeman (1963), 5,000 Lies (1966) dan To Prosopo tis Medousas (1967). Ia pun rajin membantu sutradara-sutradara film Yunani dan menyumbang banyak lagu untuk menghiasi film-filmnya.

Di usia 25 tahun, Vangelis sudah hidup mapan. Saat terjadi kerusuhan politik di Yunani, Vangelis meninggalkan Yunani dan merencanakan pindah ke London. Namun, pemerintah Inggris menolak kedatangan Vangelis. Ia akhir memilih pindah ke Paris dan tinggal dalam waktu yang cukup lama.

Pada tahun 1968 ia membentuk band rock progresif Aphrodite’s Child. Ternyata lagu-lagu yang dibuat Vangelis populer di negara-negara Eropa. Tak hanya itu, album mereka 666 yang diproduksi tahun 1972 mencatat rekor sebagai album terlaris di Prancis. Namun seusai album ini mereka rilis, band ini kemudian bubar.

Vangelis akhirnya bisa menetap dan tinggal di London, Inggris.  Pada bulan Agustus 1975, Vangelis tinggal di sebuah flat di Marble Arch, London. Ia membangun studio 16 track dan memberinya nama Nemo Studio. Ia mendapatkan kontrak dengan RCA Records. Dan berkenalan dengan Jon Anderson.
Sejak itu Vangelis dekat dengan Jon. Ia menyukai suara Jon yang sering disebutnya sebagai suara malaikat. Bersama Jon Anderson, Vangelis merilis beberapa album dengan titel Jon & Vangelis.

Sukses besar bersama Jon, tak membuat Vangelis melupakan soundtrack film. Ia kemudian membuat ilustrusi musik untuk film dokumenter Opera sauvage. Film inilah yang membuat Vangelis terkenal.

Vangelis dan Jon Anderson
Vangelis dan Jon Anderson

Berturut-turut ia juga mengisi soundtrack film fiksi sains Blade Runner dan film petualangan 1492:Conquest of Paradise. Puncaknya saat ia membuat soundtrack Chariots of Fire . Lagu ini selain diganjar penghargaan juga mencapai puncak tangga lagu American Billboard Hot 100.

Ia juga sempat merilis album Odes, yang isinya adalah agu-lagu rakyat Yunani. Penyanyinya adalah aktris Irene Papas. Pemerintah Yunani menghormati Vangelis karena karyanya itu dan memasukannya kedalam aset nasional.

Sukses besar yang dialami Vangelis tak membuat ia melupakan soundtrack film. Ia kemudian membuat ilustrusi musik untuk film dokumenter Opera sauvage. Film inilah yang membuat Vangelis terkenal.

Berturut-turut ia juga mengisi soundtrack film fiksi sains Blade Runner dan film petualangan 1492:Conquest of Paradise. Puncaknya saat ia membuat soundtrack Chariots of Fire . Lagu ini selain diganjar penghargaan juga mencapai puncak tangga lagu American Billboard Hot 100.

Pada tahun 1992, di Prancis, Vangelis diangkat menjadi Chevalier dari Ordo Sastra dan Seni. Tak hanya itu Vangelis juga telah menggubah musik untuk balet, teater dan beberapa proyek untuk NASA.

Album 2016-nya tentang penjelajahan ruang angkasa “Rosetta” masuk menjadi nominasi Academy Award. Pada tahun 2019 Vangelis merilis proyek terbarunya “The Thread”, sebuah karya tari baru yang dikoreografikan oleh Russel Maliphant, dan tayang perdana di Sadlers Wells, London.

Karya terbarunya terinspirasi oleh tarian Hellenic kuno. “Sejak kecil, saya tertarik dengan musik etnik dunia,” katanya. Vangelis menggambarkan “The Thread” sebagai penggalian ke masa lalu dan masa depan.

Satu hal yang jarang terendus adalah kehidupan pribadinya. Vangelis sangat tertutup untuk itu. Ia tak mau diwawancarai media. Hanya ada beberapa media yang berhasil melakukan wawancara dengannya, itupun terbatas dan diseleksi olehnya.

Tak heran, tak ada yang tahu kehidupan pribadinya. Kepada The Daily Telegraph tahun 2005 Vangelis mengatakan ia tak pernah tertarik dengan kehidupan glamour seperti musisi-musisi lainnya. Ia tak minum alkohol, merokok atau konsumsi obat-obatan.

Tempat tinggal Vangelis pun tidak diketahui publik. Ia berkeliling dari satu negara ke negara yang lain dan tinggal di hotel bersama timnya. Vangelis pun tak punya pasangan tetap. Ia bisa berganti ganti pasangan namun ia lakukan dengan hati-hati dan tidak sembarangan.

Namun seorang kawan Vangelis menyebutkan bahwa musisi ini pernah menikah sampai dua kali. Informasi ini berdasarkan wawancara dengan majalah musik Belanda Oor di tahun 1976. Saat itu Vangelis mengaku menikah dengan Veronique Skawinska, seorang fotografer yang mengarap album-albumnya. Informasi kedua juga baru muncul pada 1982 saat majalah musik Backstage menulis bahwa Vangelis menikah dengan penyanyi Vana Veroutis.

Reporter : Alyaa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini