MATA INDONESIA, JAKARTA-Nama komedian Dono memang tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Pria jenius bernama Wahyu Sardono ini lahir di Solo, Jawa Tengah, 30 September 1951 merupakan salah satu anggota Warkop DKI, grup lawak legendaris dengan film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat.
Namun, pada 30 Desember 2001 menjadi akhir dari perjalanan Dono diusia 50 tahun. Dunia lawak tanah Air berduka saat Dono dipanggil Sang Pencipta. Penyakit tumor dan menjalar menjadi kanker paru-paru stadium akhir hingga menyerang lever.
Walaupun dirinya memiliki tingkah konyol di film, namun sejak duduk di bangku kuliah ia merupakan seorang aktivis politik yang sangat berani. Dono beserta ketiga personil Warkop lainnya kerap turun ke jalan untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pemerintahan saat itu.
Dahulu ketika masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Indonesia, Dono bersama anggota Warkop lainnya, Kasino dan Nanu, turut serta dalam aksi 1974. Peristiwa tersebut dikenal dengan Malapetaka 15 Januari atau Malari.
Dalam aksi demontrasi tersebut, Dono beserta mahasiswa lain menolak dominasi ekonomi Jepang di Indonesia. Aksi tersebut berakhir dengan ditangkapnya sejumlah mahasiswa UI oleh pihak keamanan pada rezim Orde Baru, salah satunya Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UI Hariman Siregar.
Dono pun kembali memperlihatkan kepeduliannya, saat ikut serta demonstrasi dengan mahasiswa meskipun telah menjabat sebagai dosen UI.
Menurut wartawan senior Budiarto Shambazy, ia mengingat bagaimana Dono dengan berani menghadang serbuan tentara yang saat itu menyerbu kampus Universitas Katolik Atmajaya, Semanggi, Jakarta.
Saat itu, Dono tak gentar melawan para tentara dengan menggunakan selang hydrant demi menyelematkan ribuan mahasiswa yang lari tunggang langgan masuk ke dalam kampus. Begitu juga saat Dono mengarahkan selang hydrant ke barisan tentara yang berada di jalur kanan Jalan Jenderal Sudirman.
Kala itu, ia menjadi saksi mata pada peristiwa Trisakti itu terjadi, ratusan mahasiswa yang berlindung di UAJ saat diberondong senjata api selama satu jam.
Rentetan tembakan tersebut berlangsung sejak pukul 20.30 WIB. Dan Dono adalah salah satu sosok yang berani terlibat dalam peristiwa berdarah tersebut untuk menyelamatkan para mahasiswa yang turun aksi.
Budiarto juga menjelaskan, selain sebagai komedian, Dono memiliki peran dalam reformasi 1998. Selain itu, beliau juga lah yang ikut menyiapkan terms of reference untuk seminar-seminar, mengatur kunjungan ke DPR, hingga menyiasati demo-demo mahasiswa.