Home Kisah Mengenal Mr Assaat Bergelar Datuk Mudo

Mengenal Mr Assaat Bergelar Datuk Mudo

0
611
Assaat
Assaat. (mugos media)

MATA INDONESIA, JAKARTA – Namanya pendek saja, Assaat. Namun lelaki kelahiran Banuhampu, Bukit Tinggi, Sumatera Barat, tanggal 18 September 1904 itu berasal dari keluarga terpandang sehingga berhak menyandang gelar adat “Datuk Mudo” yang membuat namanya jadi lebih panjang sedikit.

Berasal dari keluarga terpandang, Assaat juga beruntung mendapat pendidikan yang baik. Pendidikan awalnya dia peroleh dari sekolah elit untuk pribumi HIS, dilanjutkan ke SMP elit pribumi MULO lalu belajar di STOVIA sebentar hingga ke AMS.

Selesai pendidikan dasar dan menengah, Assaat juga masih mampu melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan memiliki sekolah hukum Recht Hoge School (RHS). Bukan itu saja, Assaat bahkan sempat menyicipi pendidikan hukum di Leiden yang terkenal itu.

Bahkan, Assaat pernah menjalankan profesi advokat pada 1940 dan bekerja di NV Centrale Hulp Spaar en Hypotheekbank di Jakarta.

Namun, Assaat juga aktif di pergerakan nasional ketika itu. Sejak sekolah di Betawi dia sudah menjadi anggota Jong Sumatranen Bond dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda.

Dia juga pernah aktif mendukung Mr. Sartono di Partai Indonesia (Partindo) ketika masih kuliah bersama Amir Sjarifuddin dan Muhammad Yamin.

Pada zaman Indonesia Merdeka dia termasuk yang ikut mendirikan Republik. Assaat aktif dalam organisasi yang mirip parlemen bernama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) bahkan pernah menjadi ketuanya pada 1947.

Di KNIP, Assaat adalah wakil dari Partai Sosialis. Ketika ibukota Republik Indonesia diduduki militer Belanda, pada 19 Desember 1948, Assaat termasuk salah satu yang ditangkap.

Pada 22 Desember 1948, bersama Sukarno, Hatta, Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Mr. Gafar Pringgodigdo, dan Komodor Suryadi Suryadarma—sebagai tawanan militer Belanda—Assaat dibawa keluar ibukota yang telah diduduki. Saat itu lah dia mengenal kedua proklamator Indonesia.

Saat Sukarno dan Hatta memimpin Republik Indonesia Serikat (RIS) yang disetujui Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Assaat ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Presiden Republik Indonesia.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here