MATA INDONESIA, JAKARTA-Perkembangan perkeretaapian di Indonesia sangat pesat, sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan transportasi kereta api.
Hingga kini, PT KAI memiliki beberapa anak perusahaan, seperti PT Kereta Api Logistik (Kalog), PT Reska Multi Usaha, PT Kereta Api Properti Manajemen, PT Kereta Api Pariwisata (Indotrailtour), PT Railink, dan PT Kereta Commuter Indonesia.
Namun, bagaimanakah awal perkembangan kereta api dari masa ke masa di Indonesia hingga maju seperti sekarang ini
- Tahun 1867, Lokomotif uap pertama digunakan di Indonesia
Pada tahun 1769, seorang insinyur asal Skotlandia bernama James Watt membuat sebuah inovasi mesin uap. Teknologinya ini kemudian diterapkan untuk mesin penggerak lokomotif uap.
Penggerak berasal dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara, atau minyak. Inilah awal mula penyebutan istilah kereta api. Di Indonesia, lokomotif uap telah digunakan sejak tahun 1867. Kereta api saat itu mulai beroperasi di daerah Semarang. Lokomotif yang umum digunakan merupakan buatan Jerman.
- Tahun 1925, kereta listrik pertama di Tanah Air beroperasi
Teknologi kereta api listrik masuk di Indonesia pertama kalinya pada tahun 1925. Kereta api tersebut menggunakan lokomotif listrik seperti ESS 3201 dan beroperasi pertama kali di kawasan Jabodetabek.
Elektrifikasi jaringan rel keretanya sendiri telah dibangun pada tahun 1923 oleh perusahaan Electrische Staats Spoorwegen (ESS) yang merupakan bagian perusahaan kereta api Batavia khusus mengelola sarana, prasarana, dan operasional kereta listrik.
Awal mulanya, kereta listrik pertama memiliki julukan “si Bon-Bon” atau “Djokotop”. Sepanjang tahun 1926 hingga tahun 1970-an, si Bon-Bon melayani relasi Tanjung Priok – Jatinegara (dulunya bernama Meester Cornelis) dan berlanjut melayani relasi Depok – Bogor (dulunya bernama Buitenzorg).
- Tahun 1953, dieselisasi meramaikan industri kereta api Indonesia
Di tahun 1953, perkembangan teknologi kereta api di Tanah Air makin berkembang. Terjadi dieselisasi pada masa ini, dimana lokomotif uap beralih menjadi lokomotif diesel.
Peralihan tersebut ditandai dengan datangnya lokomotif CC200 ke Indonesia dari Amerika Serikat. Lokomotif produksi General Electric tahun 1953 ini menjadi kereta diesel elektrik dengan kabin ganda pertama di Tanah Air. Kereta ini juga berjasa mengangkut rombongan peserta Konferensi Asia Afrika tahun 1955 yang terlaksana di Kota Bandung.
- Tahun 2008 PT KAI megembangkan KRL Jabodetabek,
pada tahun 2008 dibentuk anak perusahaan PT KA, yakni PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), yang fokus pada pengoperasian jalur kereta listrik. PT KCJ memulai proyek modernisasi angkutan KRL pada tahun 2011, dengan menyederhanakan rute yang ada menjadi 5 rute utama.
Proyek ini dilanjutkan dengan renovasi, penataan ulang, dan sterilisasi sarana dan prasarana termasuk jalur kereta dan stasiun kereta
- Tahun 2013 PT Kereta Api Indonesia luncurkan kereta api bandara
Layanan transportasi publik berbasis “railway” bernama Kereta Api Bandara. PT Railink berhasil mengoperasikan KA Bandara Kualanamu sebagai KA Bandara pertama di Indonesia pada 25 Juli 2013.
Setelah 3 tahun KA Bandara Kualanamu bertumbuh, PT Railink menghadirkan KA Bandara baru di Ibu Kota Negara yaitu KA Bandara Soekarno-Hatta (BSH). KA Bandara Soekarno-Hatta akan melayani rute Manggarai sampai dengan Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 36,3 km
- Tahun 2017, PT KAI mulai mengembangkan MRT dan LRT
Setelah adanya kereta bandara, Indonesia mengukir sejarah baru dengan membangun moda transportasi modern bernama Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) sebagai sebuah sistem transportasi transit cepat dengan menggunakan kereta rel listrik yang dimulai pada tahun 2017.
Pada 1 Agustus 2018, LRT pertama di Indonesia mulai beroperasi di Palembang dengan panjang jalur 23 km. Setelah itu dilanjutkan dengan LRT di Jakarta Utara sepanjang 5,8 km.
Kemudian, pada Maret 2019 pengoperasian Mass Rapid Transit (MRT) menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta.
Ke depan, Indonesia kembali mengembangkan transportasi publik yaitu dengan melanjutkan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) hingga terintegrasi ke berbagai penjuru kota Jakarta.
Tidak hanya itu, Indonesia juga akan mengembangkan kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini proses pembangunannya sudah mencapai 32 persen dan ditargetkan beroperasi tahun 2021