MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak ada yang mustahil terjadi jika Allah sudah berkehendak. Itu tergambar nyata dalam kisah pria beruntung yang satu ini.
Pria ini ditakdirkan menjadi satu-satunya di muka bumi yang melakukan Tawaf di Kabah hanya seorang diri. Peristiwa langka ini diceritakan oleh ulama besar asal Zimbabwe, Syekh Mufti Ismail Menk.
Diungkapkannya, Syekh Ahmad Al Khudayr mengisahkan kepadanya bahwa apa yang dialami pria itu sudah diberitahu oleh SYekh Muhammad Al-Rumi sejak 20 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2000.
Saat itu, pria beruntung tersebut melaksanakan haji. Lalu suatu ketika ia berada di Masjid Al Khaif di Mina dan bermimpi.
Kemudian, pria tersebut menceritakan mimpinya kepada Syekh Muhammad Al-Rumi. Sang Syekh pun menafsirkan mimpinya dan mengatakan bahwa suatu hari nanti dia akan bisa melakukan Tawaf seorang diri di Kabah.
Mendengar perkataan Syekh, pria itu terkejut dan sulit percaya. “Bagaimana itu mungkin. Bagaimana semua orang bisa menghentikan tawaf hanya untukku?,” tanya pria tersebut.
Namun tak dinyana, setelah 20 tahun tepatnya Ramadan 1441 Hijriah tafsiran mimpi Syekh Muhammad Al-Rumi itu menjadi kenyataan. Pria beruntung itu benar-benar bisa melakukan Tawaf seorang diri. Karena secara tak terduga Kabah ditutup lantaran pandemi Covid-19.
“Hanya Allah SWT yang bisa melakukan ini! Subhanallah!
Pria ini pergi haji 20 tahun yang lalu. Dia bermimpi di Masjid Al Khaif di Mina.
Salah satu ulama yang dikenal karena menafsirkan mimpi, Syekh Muhammad Al-Rumi mengatakan kepadanya bahwa suatu hari dia akan membuat tawaf dari Ka’abah sendirian.
Pada saat itu pria itu berkata, “Bagaimana itu mungkin. Bagaimana semua orang bisa menghentikan tawaf hanya untukku?” Maju cepat 20 tahun – apa yang terjadi?
Covid tersentak, Ramadan masuk, suatu hari datang di mana pria ini berada di Haram dan tidak ada yang membuat tawaf di sampingnya!
Subhanallah.
Kisah yang diriwayatkan oleh Sheikh Ahmad Al Khudayr,” tulis Syekh Menk seperti dilansir dari Haramain, Jumat, 29 Mei 2020.
Sayangnya, tak disebutkan secara jelas identitas pria yang dikisahkan Syekh Mufti Ismail Menk itu.