Malang Switzerland van Java dari Wilayah Militer Belanda Menjadi Kota Pendidikan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MALANG – Jika Bandung sebutannya Paris van Java, maka Malang sebutannya adalah Switzerland van Java.

Hal ini karena Malang mirip dengan kota-kota di Swiss. Wilayahnya berada dalam lingkaran berbagai Gunung. Mulai dari Gunung Bromo, Gunung Arjuno, Gunung Semeru dan Gunung Kawi.

Terletak di dataran tinggi membuat wilayah Malang sejuk dan dingin. Pemerintah Hindia Belanda menjadikan wilayah ini sebagai pusat militer karena lokasinya yang jauh dari pantai dan yang terpenting di bentengi gunung-gunung.

Wajar saja karena Kota Malang ini terletak di dataran tinggi. Pada ketinggian antara 440-667 meter di atas permukaan air laut. Titik tertinggi kota Malang berada di Citragarden City Malang, sebuah kota mandiri. Sedangkan wilayah terendah kota Malang berada di kawasan Dieng. Kota ini juga juga terdapat sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Brantas yang mata airnya terletak di lereng Gunung Arjuno di sebelah barat laut kota.

Di tahun 1900 an banyak warga berdatangan ke kota ini karena saat itu industri gula dan rokok berkembang dengan pesat. Hal ini mengakibatkan banyaknya fasilitas yang terbangun. Sebagai wilayah militer hingga 1905 wilayah ini belum cukup mapan sebagai sebuah kota.

Sebelum menjadi sebuah kota sendiri, sebelumnya wilayah kota Malang merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Malang yang berada di bawah karesidenan Pasuruan. Pada saat itu, Malang mempunyai delapan kawedanan atau distrik yang terdiri dari Karanglo, Pakis, Gondanglegi, Penanggungan, Sengoro, Antang ( Ngantang), Turen dan kawedanan Kotta.

Sebagai salah satu kawedanan, wilayah dari kota Malang sendiri membawahi 13 kampung. Seluruh kampung ini kemudian menjadi wilayah dari kota Malang yang kita kenal saat ini, yaitu Kidulpasar, Taloon (Talun), Kahooman (Kauman), Leddok, Padeyan, Klojen, Lor Alun, Gadang, Tameengoonhan (Temenggungan), Palleyan (Polean), Jodeepan (Jodipan), Kabalen dan Cooto lawas ( Kota lama).

Karena semakin berkembang, Belanda kemudian menjadikan wilayah ini sebagai kota. Maka 1 April 1914, kota ini resmi menjadi sebuah stadsgemeente atau kotapraja.

Pada saat itu, jabatan wali kota masih rangkap oleh asisten residen FL. Broekveldt. Setelah itu terpilih Mr. HI Bussemaker sebagai wali kota di tahun 1919.

Karena pembangunan yang tepat, iklim yang bagus, dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, kota Malang terus berbenah. Malah kota ini menjadi salah satu wilayah yang nyaman untuk tempat tinggal. Seiring waktu pemerintah Belanda membangun beberapa fasilitas penunjang yang cukup mewah seperti kompleks olahraga di stadion Gajayana dan arena pacuan kuda.

Hingga saat ini kota Malang terus berkembang dan terkenal dengan berbagai julukan mulai dari kota wisata hingga kota pendidikan.

Reporter : Alyaa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini