MATA INDONESIA, JAKARTA – Virus Corona telah menyerang banyak negara di seluruh dunia sejak awal tahun lalu. Beberapa negara sudah mengupayakan segala cara, seperti lockdown atau isolasi. Cara ini dinilai tepat agar wabah tidak semakin menyebar.
Tahukah bahwa sebenarnya kebijakan lockdown pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Begini ceritanya.
Zaman dahulu ada sebuah penyakit yang paling ditakuti karena sangat menular dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit itu adalah kusta, sebuah penyakit kulit hingga mengalami bercak-bercak merah pada kulit. Penderita juga bisa merasakan mati rasa, tubuh melemah, dan berubah bentuk.
Hingga akhirnya lockdown diberlakukan karena wabah penyakit semakin menular. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi penularan penyakit. Seperti dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).
Hadis tersebut menjelaskan bahwa jika sedang terjadi wabah di lokasi tinggal, maka janganlah meninggalkan tempat itu, sebab akan berpotensi menulari wilayah yang lain. Sebaliknya, jika ada tempat yang sedang terjadi wabah, maka janganlah datang ke tempat tersebut, agar tidak terjadi tertular atau menularkan.
Diterapkan Umar bin Khattab
Situasi yang sama juga pernah diterapkan oleh Umar bin Khattab ketika mengunjungi Syam. Cerita ini dikisahkan dalam buku Biografi Umar bin Khattab karya Prof Dr Ali Muhammad Ash Shalabi. Pada tahun 18 Hijriyah, Umar bersama sahabatnya melakukan perjalanan menuju Syam. Di perbatasan mereka mendengar kabar tentang adanya wabah penyakit yang menjangkit wilayah tersebut.
Penyakit kulit ini dikenal sebagai Wabah Tha’un Amwas, penyakit menular yang menyebabkan benjolan di seluruh tubuh. Benjolan akan terus tumbuh hingga pecah, sehingga penderita mengalami pendarahan sampai kematian.
Beberapa waktu kemudian, Gubernur Syam Abu Ubaidah bin Al Jarrah datang menemui rombongan Umar di perbatasan. Terjadi percakapan di antara mereka. Akhirnya mereka sepakat untuk mengikuti hadis Nabi, untuk tidak masuk ke wilayah yang sedang terjadi wabah dan kembali pulang ke Madinah.
Kemudian Syam diberlakukan lockdown. Setiap beberapa hari sekali, Abu Ubaidah mengabarkan situasi dan kondisi yang terjadi di Syam kepada Umar bin Khattab. Akibat wabah tersebut, satu per satu sahabat Umar meninggal, tercatat sekitar 20 ribu orang wafat karena wabah, termasuk Abu Ubaidah yang juga meninggal karena wabah ini.
Posisinya sebagai gubernur kemudian digantikan oleh Amr bi Ash. Ia memerintahkan kepada penduduk Syam agar saling menjaga jarak, tidak berkontak fisik, dan menempatkan diri di gunung-gunung – hal yang sekarang disebut dengan social distancing. Kebijakan ini benar-benar efektif memangkas penyebaran wabah dari satu orang ke orang lain.
Reporter : Afif Ardiansyah