MATA INDONESIA, JAKARTA-Banyak yang dampak yang ditimbulkan akibat letusan Gunung Krakatau, selain banyak menewaskan ribuan orang, banyak ahli berpendapat bahwa akibat dari letusan gunung purba yang berada di selat sunda ini membuat beberapa kerajaan juga ikut menghilang.
Seorang ahli vulkanologi di Los Alamos National Laboratory, Amerika Serikat, K. Wohletz,telah melakukan serangkaian penelitian letusan Krakatau 535.
Hasil simulasinya menunjukkan betapa dahsyatnya letusan itu. Letusan sebesar itu telah melontarkan 200 km3 magma (bandingkan dengan Krakatau 1883 yang melontarkan magma sejumlah 18 km3).
Letusan Krakatau 535 M berlangsung selama sepuluh hari, tetapi letusan puncaknya berlangsung selama 34 jam dan menghasilkan kawah berukuran antara 40-60 km
Kecepatan bahan yang dimuntahkan (mass discharge) sebesar 1 miliar kg/detik. Awan letusan (eruption plume) telah membentuk perisai di atmosfer setebal 20-150 m, dan menurunkan temperatur 50-100 C selama 10-20 tahun.
Bencana tersebut telah mendatangkan wabah sampar atau pes di muka bumi ini karena suhu bumi yang menurun. Wabah sampar merupakan wabah penyakit yang menular dengan memakan banyak korban hingga jumlah penduduk di muka bumi ini berkurang banyak sekali.
Hal itu, membuat kaum Barbar bermigrasi dan menyerang kemana-mana karena kekurangan pangan. Pada saat itu di Eropa terjadi transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Bizantium, kejayaan Persia Purba, dan South Arabian berakhir.
Sementara di bagian dunia lainnya, misalnya di Benua Amerika seperti peradaban Nazca yang penuh teka-teki, Metropolis Teotihuacan, dan kota besar Maya Tikal berakhir.
Jadi pasca letusan Krakatau 535 M tersebut membuat dunia dalam keadaan keos (chaos). Matahari dan bulan bersinar lebih redup karena tertutup debu vulkanik selama 18 bulan, menyebabkan perubahan iklim global.
Dampak Letusan Krakatau 535 M sangat besar dan di Eropa saat itu, istilah “Dark Age” bukan hanya menunjukkan “gelap” dalam arti sesungguhnya, tetapi juga menunjukkan arti lain sebagai kemunduran peradaban.
Sementara di kawasan lainnya seperti di Arabia disebut periode “Jahiliyah”. Istilah apa yang tepat untuk Indonesia? Seperti apa kira-kira yang terjadi di sini? Di Indonesia sendiri, khususnya di Jawa dan Sumatra sejarah kerajaan-kerajaan tidak ada yang lengkap atau istilah Keys adalah “the missing link of the history”.