MATA INDONESIA, JAKARTA – Wabah penyakit merupakan momok menakutkan bagi umat manusia, terlebih jika penyakit tersebut tergolong mematikan yang menyebabkan banyak orang harus menderita bahkan kehilangan nyawanya.
Hal itulah yang saat ini sedang dirasakan Cina. Virus corona tengah mewabah di negara tirai bambu tersebut. Wabah corona juga telah menyebar ke banyak negara di dunia, mulai dari negara-negara di Asia, Eropa, hingga Amerika. Kabar terakhir pada Januari 2020 menyebutkan tak kurang dari 200 orang meninggal dunia akibat virus tersebut.
Berdasarkan Catatan Sejarah, ternyata wabah penyakit ataupun virus sudah terjadi sejak zaman dahulu. Adalah penyakit cacar yang telah membunuh sekitar 300 juta orang lebih di abad ke-20. Hal tersebut karena saat itu belum ditemukan vaksinnya.
Penyakit yang disebabkan oleh virus Variola tersebut muncul pertama kali pada 10.000 SM di Mesir. Dibawa oleh saudagar Mesir, penyakit tersebut akhirnya menyebar ke seluruh pelosok dunia, salah satunya Indonesia.
Penyakit cacar masuk Indonesia melalui jalur perdagangan pada masa kerajaan Hindu-Budha. Dikenal sebagai malaikat pencabut nyawa sejak abad ke-14. Menjadikan wabah ini sebagai yang pertama melanda Nusantara dan tercatat dalam sejarah.
Namun masyarakat Nusantara saat itu menganggap penyakit tersebut merupakan kutukan dari roh halus. Saking takutnya, orang yang terkena cacar pada masa itu akan diasingkan dan diusir dari desa. Hal itu pernah terjadi di Aceh, Bali, dan Sulawesi.
Pada 1644 cacar masuk Batavia. Saat itu belum ditemukan obat dan tenaga medis untuk menghentikan wabah tersebut. Alhasil semakin meluas hingga daerah lain di Indonesia.
Pada 1781, 100 penduduk Jawa terserang cacar, 20 di antaranya meninggal. Pada akhir abad ke-18, tingkat kematian bayi karena cacar di Bogor dan Priangan mencapai 20 persen. Selain itu pada 1820-an, 10 persen dari total kematian bayi di Yogyakarta disebabkan oleh penyakit ini.
Bahkan menjelang akhir tahun 1871, tak kurang dari 18.000 orang di Bali meninggal akibat cacar.
Penyakit tersebut terus mewabah dan sebelum akhirnya program vaksinasi yang dijalankan sejak masa kolonial Belanda berhasil menurunkan jumlah penderita dan korban jiwa akibat penyakit tersebut pada tahun 1951.
Kengerian wabah cacar di Indonesia diabadikan oleh Ikasa Banu dalam kumpulan cerpen berjudul ‘Teh dan Pengkhianat’ dan ‘Variona’. (Widyo)