Kudeta dalam Sejarah di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Belum lama ini, peristiwa kudeta yang dilakukan oleh militer di Myanmar sempat menjadi topik yang menghebohkan dunia. Pada Senin, 1 Februari 2021, pukul 08.30 pagi waktu setempat, Myanmar resmi kembali berada di bawah kekuasaan militer langsung.

Apa sebenarnya kudeta?

Kudeta atau Coup d’état adalah penggulingan pemerintahan yang ada secara tiba-tiba dan dengan kekerasan oleh kelompok kecil. Persyaratan utama dari kudeta yaitu, kendali atas semua atau sebagian angkatan bersenjata, polisi, dan elemen militer lainnya.

Dapat didefinisikan bahwa kudeta sebagai pencabutan, perpindahan atau pemindahan otoritas eksekutif dari pemerintah independen secara tiba-tiba dan tidak teratur (ilegal atau ekstra-legal).

Kapan kudeta pertama kali terjadi?

Kudeta modern paling awal yang dikenal dalam sejarah kemungkina besar terjadi saat Napoleon Bonaparte menggulingkan Direktori pada 9 November 1799. Peristiwa ini dikenal sebagai kudeta 18 Brumaire.

Ketika itu, Napoleon menjadi salah satu bagian dari kelompok yang berhasil menggulingkan Direktori Prancis. Direktori tersebut diganti dengan Konsulat yang beranggotakan 3 orang. Konsul pertama diduduki oleh Napoleon yang kemudian menjadikannya sebagai tokoh politik terkemuka di Prancis.

Beberapa tahun sebelum kudeta, pemerintahan revolisioner Prancis diketahui aktif terlibat dalam konflik militer dengan berbagai negara Eropa.

Di Pertempuran Marengo yang terjadi pada Juni 1800, pasukan Napoleon mengalahkan salah satu musuh terkuat Prancis dan mengusir mereka dari Italia, yaitu Austria. Akibat kemenangan tersebut, kekuasaan Napoleon sebagai konsul pertama menjadi semakin kuat.

Sejumlah kemenangan lain juga telah berhasil dilakukan Prancis di bawah pimpinan Napoleon. Hal itu membuat Direktori, kelompok dengan 5 orang anggota yang telah memerintah Prancis sejak 1795, menawarkan Napoleon memimpin invasi ke Inggris.

Akan tetapi saat itu Napoleon tidak sepakat dan kemudian memutuskan bahwa Angkatan Laut Prancis belum siap untuk melawan Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang lebih superior. Napoleon lalu mengubah target dengan mengusulkan invasi ke Mesir dalam upaya menghapus rute perdagangan Inggris dengan India.

Pada Pertempuran Piramida, Juli 1798, pasukan Napoleon pun berhasil mencetak kemenangan melawan penguasa militer Mesir, Mamluk. Namun, pasukannya terdampar setelah angkatan lautnya hampir di hancurkan Inggris, pada Pertempuran Nil Agustus 1798.

Pada awal 1799, tentara Napoleon melancarkan invasi ke Suriah yang diperintah oleh kekaisaran Ottoman dna berakhir dengan pengepungan yang gagal dari Acre. Situasi politik di Prancis pun semakin tidak pasti. Napoleon kemudian memilih meninggalkan pasukannya di Mesir dan kembali ke Prancis. Dari sinilah kudeta berawal.

Kapan kudeta pertama kali terjadi di Indonesia?

Peristiwa kudeta pertama di Indonesia terjadi pada 3 Juli 1946. Hal ini terjadi akibat ketidakpuasan pihak politik diplomasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap Belanda, yang kemudian menyebabkan percobaan kudeta terhadap pemerintah kabinet Sutan Sjahrir.

Ketika itu, rencana penculikan Perdana Menteri Sutan Sjahrir tercium. Pemerintah kemudian bergerak cepat untuk menangkap sejumlah tokoh oposisi yang dituduh hendak pelakukan percobaan kudeta kepada Kabinet Sutan Sjahrir. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya: Tan Malaka, Achmad Soebardjo, dan Sukarni.

Namun pada 3 Juli 1946, melalui kelompok tak dikenal, Sutan Sjahrir berhasil diculik. Presiden Soekarno lalu segera menyatakan bahwa negara dalam keadaan bahaya. Tak berlangsung lama, Mayor Jenderal Sudarsono yang mengklaim dirinya sebagai pelaku utama penculikan pun menghadap Soekarno bersama dengan beberapa rekannya untuk menyodorkan maklumat agar segera ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

Maklumat tersebut berisi beberapa permintaan mereka, yaitu Presiden Soekarno memberhentikan Kabinet Sjahrir II, menyerahkan pimpinan politik, sosial, dan ekonomi kepada Dewan Pemimpin Politik.

Selain itu Presiden Soekarno diminta untuk mengangkat 10 anggota Dewan Pemimpin Politik yang diketuai Tan Malaka dan beranggotakan Muhammad Yamin, Ahmad Subardjo, Buntaran Martoatmodjo, Budiarto Martoatmodjo, Sukarni, Chaerul Saleh, Sudiro, Gatot, dan Iwa Kusuma Sumantri.

Peristiwa ini kemudian ditafsirkan sebagai percobaan kudeta karena bersifat memaksa Presiden Soekarno untuk menyanggupi permintaan mereka.

Presiden Soekarno tidak menerima permintaan tersebut, kemudian memerintahkan penangkapan pada para pengantar maklumat tersebut. Setelah itu, sebanyak 14 orang yang diduga telibat dalam upaya kudeta diajukan ke Mahkamah Tentara Agung, sedangkan Mayor Jenderal Sudarsono dan Muhammad Yamin dijatuhi hukuman selama empat tahun penjara.

 

Reporter: Sheila Permatasari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini