Kriuk, Kerupuk Awalnya Makanan Orang Miskin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kriuk..kriuk..suara khas orang yang makan kerupuk. Bagi orang Indonesia, makan kurang lengkap rasanya tanpa adanya kerupuk. Sensasi kriuk saat makan kerupuk, sepertinya dapat meningkatkan nafsu makan sehingga menjadi lebih berselera.

Makanan ringan ini khas Indonesia. Biasanya tersedia hampir di setiap rumah atau di rumah-rumah makan. Renyah dan gurih, kerupuk merupakan makanan ringan yang bertekstur garing. Dan sering menjadi pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia.

Bahkan di Indonesia ada berbagai jenis kerupuk yang menjadi favorit banyak orang. Seperti kerupuk kulit, kerupuk aci (putih), kerupuk pasir, kerupuk udang, kerupuk melarat dan masih banyak lagi.

Nah, darimana sebenarnya makanan ini berasal?

Di beberapa wilayah di Pulau Jawa, orang-orang miskin biasanya makan nasi dengan lauk sawut (ketela pohon parutan atau serutam).  Nah Sawut ini proses pembuatannya adalah parutan ketela pohon yang direndam air. Setelah itu, diperas dan diambil sarinya. Lalu diendapkan.

Kemudian endapan tersebut dijemur. Sawut ini karena populer akhirnya menjadi makanan khas orang-orang miskin. Barulah setelah mengenal minyak goreng, Sawut yang kering itu kemudian digoreng dan jadilah kerupuk.

Kerupuk Udang
Kerupuk Udang

Nah, menurut seorang sejarawan kuliner Fadly Rahman, jauh sebelum Sawut, kerupuk muncul pertama kali di pulau Jawa pada sekitar abad ke-9 atau ke-10.

Pendapat itu karena adanya bukti berupa prasasti Batu Pura. Pada prasasti tersebut tertulis kerupuk rambak, jenis kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau.

Proses pembuatan kerupuk rambak terbilang mudah. Dengan memisahkan kulit dari selaput. Kemudian membersihkannya dari bulu-bulu halus dengan cara membakarnya di atas api.

Setelah kulitnya bersih selanjutnya merebus kulit itu hingga matang. Saat matang, kulit ini diiris sesuai ukuran. Setelah itu dijemur hingga kering. Barulah kemudian digoreng.

Jejak sejarah kerupuk juga ada di naskah-naskah kuno Melayu karya Abdul kadir Munsy. Malah di masa kolonial, banyak orang Belanda juga menyukai kerupuk sebagai bagian dari santapan makan siang atau malamnya.

Namun perkembangan kerupuk sebenarnya berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat. Pengusaha kerupuk asal Tasikmalaya bernama Sahidin dan Sukarma mendirikan pabrik industri kerupuk di Jalan Kopo, depan Rumah Sakit Emanuel Bandung.

Saat itu pabrik kerupuk tersebut beromzet besar dan mendominasi peredaran kerupuk di Jawa Barat. Banyak sekali pegawai-pegawai yang bekerja kemudian keluar dan mendirikan pabrik kerupuk sendiri. Sejak itulah peredaran kerupuk menyebar dengan cepat tidak hanya di Jawa Barat tapi ke seluruh pelosok di Pulau Jawa.

Dalam perkembangannya, beberapa orang melakukan inovasi saat membuat kerupuk. Dengan memanfaatkan hasil laut seperti udang dan ikan, jadilah kerupuk ikan dan udang. Demikian juga dengan hasil pertanian. Seperti jengkol dan biji melinjo.

Reporter : Alyaa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini