Knights Templar: Kisah Pasukan Pelindung sampai Misteri Harta Karun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Knights Templar adalah ksatria di era perang salib. Mereka dulu punya peran penting dalam berbagai hal termasuk perlindungan peziarah. Sayangnya, catatan tentang mereka banyak yang tidak selamat.

Dulu saat Kristen sedang berevolusi abad 11-12 M, banyak orang yang ingin pergi ke Yerusalem atau Tanah Suci. Sayangnya, perjalanan sangat jauh jadi banyak yang meninggal. Akhirnya pendeta dan Raja ingin melindungi orang-orang ini.

Baik di perjalanan ataupun aturan Umat Islam setelah sampai di Yerusalem.

Pada perang salib pertama tahun 1099 yang pimpinannya adalah Godfrey dari Boullion, mereka berhasil merebut Yerusalem. Untuk menjaga kestabilan kekuasaan, mereka membuat peraturan baru dengan 9 ksatria dan Hugues de Payen adalah pemimpinnya.

Para ksatria ini berhubungan dengan Kanonik Regular Makam Kudus, atau sebuah ordo terkuat dalam Kristen di Yerusalem. Pemimpin dari ordo ini adalah Godfrey sendiri.

Nah, tugas Knights Templar adalah melayani mereka. Nama ‘Templar’ sendiri datang dari sebutan karena mereka bersemayam di ‘temple/kuil Solomon.’ Sebelum perang Salib, kuil Solomon adalah Masjid Al-Aqsa.

Menangnya pasukan salib mengubah masjid ini menjadi istana. Para Templar juga tinggal di sana.

Setelah menjalani tugas, ternyata Templar ingin bisa mandiri. Mereka mau punya aturan atau tatanan sendiri yang tidak terikat dengan Kanonik Regular.

Jadilah terbentuk Knights Templar yang diketahui sekarang. Tentu saja, mereka pun masih dalam dukungan dan arahan Paus. Sebuah komunitas ksatria yang religius.

Mereka bertujuan untuk diakui, mengumpulkan dana, dan mencari anggota baru. Untuk memenuhi tujuan ini, mereka, terumata sang ketua, meminta bantuan banyak orang. Salah satunya sebuah Kepala Biara, Bernard dari Clairvaux. Bernard setuju untuk mendukung Templar dan menandatangani perjanjian.

Dengan ini, mereka dikenal sebagai ‘prajurit biarawan’. Sebuah pasukan ksatria yang menjalani misi atas perintah dan untuk agama. Sesuai perintah Paus dan dengan ini juga, Templar mendapatkan hak-hak mereka.

Sejak terbentuknya Templar, aturan Paus jadi sangat populer. Orang-orang menyukai Paus dan bergembira jika ia berkunjung. Untuk para Templar sendiri, mereka sekarang lebih fokus berlatih daripada berdoa dan berpuasa.

Bagaimana tidak? Mereka ditugaskan melindungi para peziarah dan menjaga kestabilan kota salib yang diduduki itu.

Untuk anggotanya, para ksatria utama dan bangsawan menggunakan seragam putih. Orang kalangan bawah diberikan seragam hitam. Kedua seragam punya salib merah di tengah sebagai simbol pengorbanan Yesus.

Mereka dipecah jadi dua kubu, satu di Eropa dan satunya di Timur Tengah. Mereka punya Tuan Agung—yang memimpin barisan seumur hidup mereka.

Para Tuan Agung nantinya akan memilih Tuan untuk para ksatria ini untuk memimpin komando. Pasukan di Timur Tengah tinggal dalam benteng-benteng.

Dana mereka berasal dari sumbangan juga warisan tanah. Tapi, mereka menolak untuk meminjam uang karena alasan yang terkait kepercayaan mereka. Walau begitu, Temar selalu memberikan pinjaman uang dengan jaminan kepada para Peziarah.

Nanti, peziarah menukarkan barang mereka sebagai deposito dan sesampainya mereka di Jerusalem, barang tersebut bisa diuangkan.

Sebenarnya, Templar berjalan tanpa banyak masalah sampai pasukan Salib kalah kepada Mamluk pada 1291. Mereka harus keluar dari Jerusalem dan kembali ke eropa. Saat hal ini terjadi, Templar sudah nggak terlalu berguna lagi.

Hal ini menyebabkan hilangnya berbagai dukungan raja terhadap Templar. Tidak peduli bagaimana Templar ikut turun tangan dalam membantu mereka—apalagi Raja Louis VII di Prancis. Yang pasti, mereka tidak lagi berjaya.

Bahkan setelah para Raja mulai bangkrut, Templar masih menolong. Sayangnya keadaan makin memburuk saat Philip VI, Raja Prancis dan Paus Boniface VIII berseteru.

Di tengah-tengah kekacauan tersebut, Templar masih sangat kaya dan mereka tentu mendukung Paus. Hal inilah yang membuat Philip VI gigih untuk menghapus mereka.

Raja Philip VI
Raja Philip VI

Jadi, Philip memanfaatkan mantan Templar dan napi untuk menghancurkan Templar. Ia menyebarkan semua rahasia kotor Templar—dari pengkhianatan agama sampai hubungan terlarang. Ini menjadi basis Philip VI untuk menangkap Templar.

Puncaknya terjadi pada 13 Oktober 1307, hari Jumat. Semua Knights Templar yang ada di Prancis tertangkap atas dasar rumor yang tersebar.

Selama proses sidang, para Templar mengalami penyiksaan sampai mati dan prosesnya tidak adil. Pada akhirnya memang banyak dari mereka yang mengaku atas dosa mereka seperti menyimpang dari ajaran dan menyembah berhala.

Namun, oara pemimpin masih bersikeras kalau mereka tidak bersalah. Ya, pengakuan ini berakhir dengan mereka dan 54 Templat lainnya dihukum di Notre Dame de Paris dan dibakar.

Namun, ternyata proses ini semua sesuai keinginan Raja Philip VI. Para Templar dan de Molay mengalami siksaan sampai mau tidak mau mengakui dosa yang tidak mereka lakukan. Pada 2001, sebuah penemuan perkamen di Yerusalem menyebutkan sebenarnya Paus sudah mengampuni de Molay dan pasukan Templar lainnya.

Lalu, bagaimana dengan harta karun mereka yang begitu banyak tersebar pemberitaanya?

Teryata tak ada. Iya, mereka memang kaya namun sampai sekarang nggak ada yang menemukan apapun. Hanya sekali penemuan peti uang. Raja Philip VI langsung menyitanya. Sisanya tak ada sama sekali, meski pasukan Prancis dan gabungan tentara-tentara kerajaan lainnya mengobrak abrik markas ini.

Mungkin saja, peninggalan para Templar adalah berbagai relik dan arsip mereka di Tanah Suci dan Eropa. Hanya saja, orang mencampur adukkan kisah Pemburuan Arthurian dengan kisah Templar.

Walau begitu, masih banyak rasa penasaran dan ingin tahu dari banyak orang tentang sebuah pasukan yang pernah ada ini.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini