Kisah WNI di Ukraina: Ledakan dan Sirine, Warga Pun Mengungsi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kekhawatiran dunia pun akhirnya terjadi. Rusia akhirnya melakukan serangan militer ke Ukraina. Melalui pidatonya, Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan operasi militernya terhadap Ukraina.

Bunyi sirine berdengung ke seluruh penjuru kota di Ukraina. Sirine tersebut terus berbunyi untuk memperingatkan warga untuk selalu berwaspada terhadap serangan Rusia. Sejumlah wilayah di Ukraina menjadi sasaran serangan Rusia. Rudal-rudal dan suara ledakan menghujani kota-kota di Ukraina.

Dikutip dari BBC, menurut seorang WNI yang tinggal di bagian barat Ukraina, Benni Sitanggang, bunyi sirine yang bergema itu adalah tanda bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina sudah dimulai.

Benni yang tinggal di Ternobil, sekitar lima jam berkendara dari Kiev, mengatakan kekhawatirannya tertangkap Rusia namun mereka semua tetap waspada. Ia juga mengatakan seruan dari KBRI meminta WNI tenang dan mendapat penyuluhan untuk persiapan, termasuk “mempersiapkan dokumen dalam tas, pakaian seperlunya” untuk berjaga-jaga.

”Kalau mau pulang pun kita bisa dipulangkan dengan keluarga. seperti saya yang menikah dengan warga Ukraina, saya bisa pulang bersama istri dan anak saya ke Indonesia,” katanya.

Menurutnya, suasana di kota Ternopil masih tergolong aman. Sedangkan di ibukota, Kiev, sirine serangan udara bergema di seluruh penjuru kota.

Ada dua suasana yang berbeda di ibukota Ukraina itu. Di satu bagian, suasana lebih tenang dan beberapa warga masih melakukan aktivitasnya. Namun di bagian lain suasana terlihat runyam karena banyak yang mencari tempat berlindung.

Beberapa WNI memutuskan untuk mengungsi ke KBRI. Menurut salah seorang WNI di KBRI, ia sempat mendengar suara ledakan dari KBRI. Namun ia tidak dapat memastikan apakah ledakan tersebut merupakan antimisil Ukraina atau rudal dari Rusia.

Banyak warga yang melarikan diri dari ibukota untuk berlindung dari serangan udara yang dikirim oleh Rusia. Bahkan banyak warga Kiev yang bersembunyi di stasiun kereta bawah tanah dan mencari bunker perlindungan.

Sementara di kota lain, situasi lebih mencekam dan berbahaya. Di kota Chuguiv yang berjarak 500 km dari timur Ukraina, ledakan yang dikirim oleh Rusia menyebabkan sejumlah warga terluka. Serangan udara Rusia mendarat di kompleks apartemen yang ditinggali warga sipil.

Selain serangan besar, terdapat laporan bahwa adanya serangan misil dan ledakan di dekat kota-kota besar Ukraina. Serangan tersebut membuat kemacetan di Kiev pada Kamis pagi (24/02) karena banyaknya warga yang mencoba untuk menyelamatkan diri.

Namun di tengah kepanikan akan invasi Rusia di Kiev, pemerintah Ukraina meminta untuk warganya tetap tenang dan mendesak pihak media maupun warga untuk tidak membagikan hoaks.

Sementara di Ukraina timur, suasana tegang dan panik sangat terasa. Banyak warga yang antre di ATM dan pom bensin. Menurut beberapa pernyataan warga, mereka bersiap untuk meninggalkan Ukraina. Anak-anak dan semua orang tua tetap di rumah dan mengamankan diri di gudang bawah tanah.

Beberapa warga sangat kaget dan takut setelah mendengar ledakan dan serangan udara. Bahkan sebagian warga menangis karena ketakutan. Warga mendengar bahwa tank-tank milik Rusia berada sangat dekat dengan perbatasan Belarus yang jaraknya hanya 80km dari rumah warga.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini