MATA INDONESIA, JAKARTA-Hari ini, Kamis 15 Oktober 2020, 12 tahun lalu, dunia perfilmn Indonesia berduka, dimana sosok pemeran tokoh horor Suzzanna meninggal dunia di kediamannya di Jalan Kebondalem II No.1 Magelang Jawa Tengah. Ia wafat akibat diabetes dan komplikasi dengan penyakit lain
Perjalanan hidupnya di dunia memang tak banyak diketahui orang. Tapi nama besarnya terukir sebagai pemain film horor yang melegenda di Indonesia.
Wanita yang memiliki nama lengkap Suzanna Martha Frederika van Osch ini lahir di Bogor pada 13 Oktober 1942. Sebelum mulai memamerkan akting ciamiknya sebagai hantu, ternyata Suzzanna punya sederatan riwayat menarik dalam hidupnya.
Darah campuran yang mengalir di tubuhnya ini mungkin bisa kita amati dari paras wajahnya yang khas dan namanya yang panjang. Suzzanna merupakan anak keturunan campuran Jerman, Belanda, Manado, juga Jawa.
Dirinya terlahir dari keluarga seniman, dimana sang Ayah merupakan pemain sandiwara, sedangkan Ibunda Suzzanna berkarier sebagai penyanyi. Makanya tidak heran kalau pada akhirnya, si bungsu dari lima bersaudara ini memutuskan untuk terjun ke dunia hiburan.
Masih berusia belia, ia saat itu sudah menjadi aktris dengan membintangi film perdananya, ‘Darah dan Doa’ (1950) garapan Usmar Ismail. Suzzanna memerankan tokoh dalam film itu ketika masih berusia delapan tahun.
Sebelum terjun di dunia persetanan, dirinya lebih dulu berperan dalam film drama musical garapan Usmar Ismail berjudul ‘Asmara Dara’, sebuah film drama musikal yang dirilis tahun 1958. Walaupun sempat merasa gugup, Suzzanna berhasil lolos dengan adegan akting mengangkat teleponnya.
Dalam film tersebut dirinya menuai pujian dari sang sutradara Usmar Ismail, dan dijuluki “The Next Indriati Iskak” karena memiliki wajah bule yang cantik.
Saat itu film pertamanya muncul dengan judul Asrama Dara yang bisa merebut piala Festival Film Asia dalam kategori The Best Actress.
Selanjutnya ia beradu akting dalam film drama lainnya seperti Bertamasya, Antara Timur dan Barat, dan Tuan Tahan Kedawung yang merupakan film produksi tahun 1970.
Nah, baru pada tahun 1971 Suzanna merambah dunia horor dan membintangi film Beranak Dalam Kubur. Namun pada tahun 1980-an lah Suzanna mulai konsisten membintangi film horor hingga mendapatkan julukan Ratu Horor Indonesia.
Tapi sebelumnya, Suzanna mencoba peruntungannya didunia tarik suara lewat album pertamanya bertajuk Salah Sangka. Namun, albumnya nggak begitu meledak, jadi dia memutuskan untuk kembali kedunia film.
Popularitas Suzanna semakin menanjak karena film-filmnya dengan berbagai macam judul bertema horor, seperti Bernafas dalam Lumpur, Bumi Makin Panas, Pulau Cinta pada tahun 1978, Ratu Ilmu Hitam, dan Sundel Bolong tahun 1981.
Total sebanyak dua kali Suzanna masuk Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik. Pertama adalah saat ia berperan sebagai seorang janda anak satu yang bernama Maria di film Pulau Cinta pada tahun 1978. Kemudian nominasi yang kedua kalinya datang yaitu pada saat Suzanna berperan dalam film Ratu Ilmu Hitam di tahun 1981.
Di tahun 1990-an kondisi dunia perfilman di Indonesia berada di ujung tanduk. Di era ini kebanyakan beredar film yang hanya menjual seks. Di masa ini pula Suzanna memilih mundur dari dunia film. Setelah selesai membintangi film Ajian Laut Ratu Kidul pada tahun 1991, ia mudik ke kampung halamannya di Magelang bersama keluarga.
Sebelumnya, Suzanna sempat menikah dengan Dicky Suprapto dan dikaruniai dua orang anak bernama Arie Andrianus Suprapto yang sudah meninggal dan juga Kiki Maria.
Namun pernikahannya dengan Dicky kandas ditahun 1974. Lalu dia menikah dengan lawan mainnya dalam film, yakni Clift Sangra sampai dia meninggal dan mereka juga mengadopsi seorang anak bernama Rama Yohanes.
Dia bersama Clift ia pindah ke Magelang menjadi warga biasa dan membaur dengan masyarakat. Di Magelang ia memilih untuk bercocok tanam dengan menanam bawang dan tembakau.
Namun, sebelum ajal menjemputnya, Suzanna masih sempat bermain film horor juga yang berjudul Hantu Ambulance tahun 2008.