Kisah Ronin 47: Para Samurai yang Setia Kepada Tuannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ronin 47 atau Chusingura adalah kisah samurai yang paling terkenal dalam sejarah Jepang. Saking populernya, kisah ini sering diangkat ke pentas teater dan layar lebar.

Dilansir dari ThoughtCo, kisah itu bermula pada tahun 1701, ketika Kaisar Higashiyama mengirim utusan dari Kyoto ke Edo (sekarang Tokyo). Tiga daimyo atau penguasa suatu wilayah, ditunjuk untuk menyambut utusan itu, dua diantaranya adalah Asano Naganori dari Ako dan Kamei Sama dari Tsumano.

Karena ketiga daimyo itu tidak memiliki sopan santun di dalam istana, mereka dikirim untuk berkonsultasi dengan Kira Yoshinaka, seorang punggawa shogun atau pejabat tertinggi yang ahli dalam masalah semacam itu.

Masing-masing daimyo memberikan hadiah kepada Kira untuk menandai hubungan kerja sama antara mereka. Namun, Kira sangat kesal dengan hadiah pemberian Asano dan Kamei. Ia pun terus-menerus memperlihatkan rasa ketidaksukaannya dengan mengejek Asano dan Kamei.

Karena terus dipermalukan, Kamei berencana membunuh Kira. Namun, Asano berhasil menyadarkannya. Tanpa sepengetahuan Kamei, para pengikutnya diam-diam memberi uang dalam jumlah yang besar kepada Kira.

Pejabat itu pun mulai memperlakukan Kamei dengan lebih baik. Tapi, tetap memperlakukan Asano dengan buruk.

Pada 21 April 1701, Asano sudah tidak tahan lagi dengan cacian Kira yang menyeburnya “orang desa tanpa sopan santun”. Ia pun menghunus pedangnya dan menyerang pejabat itu di aula utama kastil.

Meski Kira hanya menderita luka ringan di kepalanya, Asano harus menerima hukumannya. Kala itu, siapa pun dilarang untuk menarik pedangnya di dalam kastil Edo. Asano yang saat itu berusia 34 tahun, diperintahkan untuk melakukan seppuku atau ritual bunuh diri dengan cara merobek perut dan mengeluarkan ususnya sendiri.

Setelah kematian Asano, shogun menyita wilayahnya. Mereka pun membuat keluarganya jatuh miskin dan menurunkan status samurainya menjadi ronin.

Biasanya, para samurai akan mengikuti tuan mereka menuju kematian daripada menghadapi aib menjadi samurai tanpa tuan. Meski begitu, 47 samurai dari 320 prajurit Asano memutuskan untuk hidup dan membalas dendam.

Dipimpin oleh Oishi Yoshio, 47 ronin bersumpah untuk membunuh Kira dengan cara apa pun. Rupanya, hal-hal seperti itu telah diantisipasi oleh Kira. Ia pun mulai membentengi rumahnya dan menempatkan penjaga dalam jumlah yang banyak.

Para ronin pun menunggu waktu hingga Kira lemah. Untuk itu, mereka menyebar ke beberapa daerah untuk menjadi pekerja kasar seperti buruh atau pedagang. Usaha itu pun berhasil, salah satu dari mereka menikah dengan keluarga yang membangun rumah Kira. Sehingga, ronin itu memiliki akses ke rumah tersebut.

Oishi sendiri mencoba berkamuflase menjadi seorang pria rendahan. Ia mulai minum-minuman keras dan menghabiskan uangnya untuk menyewa pelacur. Ketika seorang samurai dari Satsuma mendapati Oishi yang mabuk tergeletak di jalan, ia pun mengejek dan menendang wajahnya.

Untuk melindungi keluarganya, Oishi harus rela menceraikan istrinya. Ia pun mengirim anak-anaknya yang kecil untuk pergi. Sedangkan, putra sulungnya memilih tetap tinggal bersama ayahnya itu.

Pada malam 14 Desember 1702, ke-47 ronin itu bertemu di Honjo untuk bersiap melakukan serangan mereka. Seorang ronin muda ditugaskan untuk pergi ke Ako dan menceritakan kisah mereka.

Sedangkan, 46 ronin lainnya bertugas untuk memperingatkan tetangga Kira tentang niat mereka. Kemudian, para ronin itu pun mengepung rumah Kira bersenjatakan tangga, pemukul domba, dan pedang.

Diam-diam, beberapa ronin memanjat dinding rumah Kira. Mereka pun berhasil mengalahkan dan mengikat penjaga yang sedang bertugas. Ketika pemukul domba dibunyikan, para ronin menyerang rumah itu dari sisi depan dan belakang.

Kira yang sedang tertidur pun bergegas bersembunyi di gudang penyimpanan. Butuh waktu satu jam bagi para ronin untuk menemukan Kira. Ketika ditemukan, pejabat itu sedang meringkuk di antara tumpukan batu bara.

Oishi mengenali Kira dari bekas luka di kepalanya yang dahulu dipukul Asano. Ia pun berlutut dan menawarkan Kira wakizashi atau pedang pendek yang digunakan Asano ketika melakukan seppuku.

Oishi menyadari jika Kira tidak memiliki keberanian untuk bunuh diri dengan hormat. Akhirnya, Oishi mengeluarkan pedangnya dan memenggal kepala Kira. Dalam aksi balas dendam itu, 40 samurai Kira gugur. Sedangkan, empat lainnya luka-luka.

Ketika mentari mulai menampakkan wajahnya, para ronin itu berjalan melewati kota untuk menuju Kuil Sengakuji, tempat Asano dimakamkan.

Dengan cepat, kisah balas dendam mereka menyebar ke penjuru kota. Banyak orang yang berkumpul untuk mereka di sepanjang jalan.

Ketika sampai di kuil, Osihi menyerahkan kepala Kira yang sebelumnya sudah ia bersihkan. Kemudian, 47 ronin itu duduk untuk menunggu ditangkap.

Ketika Bakufu, seorang diktator militer feodalisme Jepang, menentukan nasib mereka, para ronin digolongkan menjadi empat kelompok dan ditampung oleh keluarga daimyo, yakni keluarga Hosokawa, Mari, Mizuno, dan Matsudaira.

Saat itu, para ronin dipandang sebagai pahlawan nasional karena ketaatannya dan keberanian mereka untuk menunjukan kesetiaan. Bahkan, banyak orang yang berharap jika para ronin itu mendapatkan grasi atas tindakannya membunuh Kira.

Meski shogun atau jenderal berniat memberikan grasi, para anggota dewan lainnya tidak dapat memaafkan tindakan ilegal tersebut. Hingga, pada 7 Februari 1703 para ronin diperintahkan untuk melakukan seppuku.

Berharap mendapatkan keringanan, empat daimyo yang memiliki hak asuh atas ronin menunggu hingga malam tiba. Namun, tidak ada pengampunan, 46 ronin, termasuk Oishi dan putranya yang berusia 16 tahun melakukan seppuku.

Para ronin setia itu dimakamkan di dekat makam Asano di Kuil Sengkuji, Tokyo. Makam mereka langsung menjadi tempat ziarah, salah satu orang pertama yang berziarah iadalah samurai dari Satsuma yang telah menendang Osihi di jalan. Setelah meminta maaf, samurai itu bunuh diri.

Sedangkan, nasib ronin ke-47 tidak begitu jelas. Beberapa sumber mengatakan jika ketika ia kembali dari bertugas setelah shogun memaafkan dirinya. Dia hidup hingga lanjut usia dan dimakamkan bersama ronin lainnya.

Kisah 47 Ronin ini pernah diangkat dalam film versi Hollywood dengan judul yang sama. Berikut trailer film Ronin 47 yang dibintangi Keanu Reaves dan aktor asal Jepang, Hiroyuki Sanada.

Reporter: Diani Ratna Utami

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini