Faktor Usia, Ahsan/Hendra Akui Sulit Jaga Kondisi Fisik

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANGKOK – Dari segi usia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan jelas tak muda lagi. Mereka mengakui kesulitan menjaga kondisi fisik setelah bermain tiga hari beruntun.

Ahsan/Hendra melaju ke final BWF World Tour Finals 2021 usai mengalahkan pasangan Korea Selatan, Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae, 23-21 dan 21-13 dalam waktu 34 menit.

Ini adalah kemenangan pertama Ahsan/Hendra dari Choi/Seo. Sebelumnya, The Daddies kalah di Yonex Thailand Open 2021 Super 1000 dan di penyisihan grup BWF World Tour Finals.

Ahsan/Hendra adalah pasangan senior. Ahsan sudah berusia 33 tahun, sementara Hendra 36 tahun. Di BWF World Tour Finals, mereka harus bermain empat hari berturut-turut termasuk babak semifinal. Diakui Hendra, faktor usia sangat berpengaruh dalam proses recovery.

“Kalau untuk menjaga fokus sih bisa diatasi. Setiap pertandingan, fokus, terus bisa relaks lagi. Sementara yang jadi masalah itu memang faktor usia, tenaga, dan fisik. Dari kemarin sudah kalah, ya kita kembalikan lagi fisiknya. Ada gym-nya sedikit, buat saya itu penting dan berpengaruh,” kata Hendra.

“Kalau saya lebih ke diri sendiri, menyiapkan diri sendiri untuk final besok. Kalau strategi nanti sebelum main akan dibahas dengan Ko Herry. Jadi siapkan mental saja, siap capek,” ujarnya.

Di final, Ahsan/Hendra akan menghadapi pasangan asal Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin yang di semifinal menundukkan pasangan asal Inggris, Ben Lane/Sean Vendy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini