Kisah Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dan Rumah Tempat Lahir Pemimpin Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tidak mengenal Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, pelopor pegerakan di Indonesia dan guru para pemimpin besar di Indonesia. Ternyata tak hanya ajarannya saja yang berharga, tetapi rumah sederhana yang ditempatinya juga memiliki jasa hebat.

Di rumah yang diubah menjadi kos-kosan untuk para murid dengan biaya murah termasuk makan, lahir tokoh-tokoh besar seperti Soekarno.

Tak ada tempat tidur nyaman dan empuk, melainkan tikar pandan tanpa bantal. Meski tak memiliki fasilitas mewah rumah tersebut mampu melahirkan para pembesar republik.

Selain Soekarno, masih banyak ‘anak didiknya’ termasuk Kartosoewirjo. Dari segi fisik mungkin rumah di salah satu sudut Surabaya itu tidak ada yang istimewa.

Digambarkan oleh Soekarno, rumah tersebut dibagi menjadi sepuluh kamar-kamar kecil hingga loteng. Keluarga Tjokro tinggal di bagian depan rumah, dan para anak kos tinggal di bagian belakang.

Dan yang menjadi istimewa dari rumah ini yaitu meja makan diubah fungsi menjadi ruang diskusi. Tjokro membiasakan diskusi di rumahnya, sambil menyantap makanan diselingi dengan obrolan-obrolan politik yang bersahut-sahutan dari penghuninya.

Dimeja makan tersebut Soekarno juga pernah bertanya kepada Tjokro, tentang seberapa banyak harta Indonesia yang telah diambil dari Belanda. Tjokro pun menjawab Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) telah mengeruk sekitar 1800 gulden dari Hindia-Belanda untuk memberi makan Den Haag.

Tjokro selalu berpesan kepada para muridnya tentang jika mereka ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator. Perkataan tersebut membius Soekarno, dan setiap malamnya ia berteriak belajar pidato.

Tjokro juga merupakan sosok disiplin dalam berbagai hal, ia berusaha membudayakan kedisiplinan kepada anak-anak muda yang kos di rumahnya. Seperti dalam jam makan, Tjokro tidak memberikan toleransi untuk mereka yang terlambat.

Selain dari sosok Tjokro yang cakap berorganisasi, mahir berpidato, dan lugas dalam menulis, anak-anak muda ini banyak belajar dari tamu-tamu Tjokro. Mereka adalah tokoh-tokoh pergerakan yang sengaja diundang maupun kebetulan berkunjung.

Misalnya, pendiri sekaligus pimpinan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Beberapa kali ia datang ke sana. Dibantu Mas Mansyur, Tjokro membuat forum Ta’mirul Ghofilin. Dengan Ahmad Dahlan sebagai penceramahnya. Pemimpin-pemimpin politik seperti Agus Salim, Soewardi Soerjaningrat (KI Hadjar Dewantara), juga sering berkunjung.(Nita Khairani)

Berita Terbaru

Usai Pilkada Berjalan Demokratis, Masyarakat Harus Jaga Persatuan

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 telah dilaksanakan, pelaksanaan demokrasi tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis sesuai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini