Kim Il-Sung Dirikan Korut untuk Hapus Pengaruh Uni Soviet

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak akan ada Korea Utara (Korut) atau Republik Rakyat Demokratik Korea pada 9 September 1948 tanpa Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un.

Kim Il Sung lah yang diberi kepercayaan Uni Soviet untuk memimpin Korut setelah Jepang kalah pada Perang Dunia II.

Uni Soviet seperti mempersiapkan Il-sung ketika dia dan bebarapa rekannya mencari perlindungan dari kekejaman pendudukan Jepang.

Jepang memang menganeksasi Semenanjung Korea sekitar 1905, namun penduduk setempat terus melakukan perlawanan karena tidak pernah bisa menerima setiap kebijakan pemerintah kolonial. Kim Il-sung termasuk di dalamnya.

Kegigihannya melawan tentara Jepang membuat Il-sung ‘dinobatkan’ sebagai musuh paling berbahaya setelah berhasil dalam Pertempuran Pochonbo pada 1937. Dia pun dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO) pemerintah pendudukan Jepang.

Ketika Jepang giat memburunya Kim Il-sung dan sekelompok milisi perlawanan mencari perlindungan ke Uni Soviet dengan melintasi Sungai Armur. Di negara Tirai Besi tersebut Il-sung mempelajari ilmu militer.

Ternyata Tentara Soviet berniat menjadikan Il-sung bonekanya di Semenanjung Korea sehingga dia ditugaskan membangun komunikasi antara Moskwa dengan penduduk Kota Pyongyang.

Pada 14 Oktober 1945, di Stadion Kota Pyongyang, Jenderal Soviet Ivan Chistyakov bahkan menganugerahkan gelar “pahlawan nasional” dan “pemimpin partisan yang terkenal” kepada Kim Il-sung di hadapan kerumunan rakyat Korea.

Di situlah Il-sung diberi kesempatan berpidato sehingga dia beretamorfosis dari kapten tentara Soviet biasa menjadi Pemimpin Besar, Kamerad Kim Il-sung.

Pada 1948, ketika PBB mengadakan pemilihan umum di Semenanjung Korea yang sudah terbagi dua yaitu di utara dikuasakan kepada Soviet dan Selatan kepada Amerika Serikat, Korea Utara menolak ikut serta.

Kim Il-sung justru mendirikan Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) dan berusaha menganeksasi Korea Selatan 1950. Namun hingga gencatan senjata pada 1953 Perang Korea itu tidak pernah diakhiri hingga sekarang.

Kim Il-sung pun membuat ideologi untuk menjadikan Korut kuat dan besar yaitu ‘Juche.’ Ideologi yang mirip dengan konsep ‘Berdikari’ atau berdiri di atas kaki sendiri milik Indonesia.

Konsep yang sering ditulis “Chuch’e” itu diusung justru untuk menghilangkan dominasi Soviet di Korut. Konsep dan prinsip itu pertama kali memang dimasyarakatkan untuk melawan kebijakan Soviet yang dipimpin Nikita Khrushchev.

Konsep chuch’e digunakan untuk menghilangkan budaya Soviet yang membanjiri Korea Utara sejak 1945, seiring dengan itu embangkitkan kesadaran identitas nasional Korea Utara.

Sebaliknya Kim Il-sung memanfaatkan gagasan chuch’e untuk membersihkan lawan-lawan politiknya yang dicap dogmatis atau kutu busuk.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini