Karena Pahlawan Ini, Soekarno dan Hatta Jadi Presiden Pertama Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tidak ada pemilihan atau perayaan gemerlap saat Indonesia memiliki Presiden dan Wakil Presiden pertamanya yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta. Entah mengapa, usul anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Oto Iskandardinata yang menunjuk kedua proklamator kemerdekaan Indonesia tersebut langsung diterima peserta sidang dengan musyawarah.

“Berhubung dengan keadaan waktu, saya harap supaya pemilihan presiden ini diselenggarakan dengan aklamasi dan saya majukan sebagai calon, yaitu Bung Karno sendiri,” usul Oto Iskandardinata dalam sidang PPKI 18 Agustus 1945 sekitar pukul 13.45 WIB tersebut.

Tidak ada interupsi atau aksi walk out atau aksi-aksi para politisi lebay zaman now. Hanya tepuk tangan riuh dari peserta sidang yang menunjukkan persetujuan.

Soekarno yang hadir di sidang itu pun mengucapkan terima kasih kepada para peserta sidang atas kepercayaan yang diberikan kepadanya sekaligus tanda kesediaan lelaki yang sering dipanggil si Bung itu menjalankan mandat sidang.

Lagi-lagi, pernyataan itu disambut tepuk tangan riuh di seluruh ruang sidang disusul aksi semua anggota sidang menyanyikan lagu “Indonesia Raya.” Usai bernyanyi, para peserta sidang berteriak, “Hidup Bung Karno” tiga kali.

Lalu, bagaimana dengan terpilihnya Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden republik muda itu?

Sama saja. Sekali lagi Oto Iskandardinata yang mengusulkannya tidak mendapat sanggahan atau ketidaksetujuan sidang.

”Pun untuk pemilihan Wakil Kepala Negara Indonesia, saya usulkan cara yang baru ini dijalankan. Dan saya usulkan Bung Hatta menjadi Wakil Kepala Negara Indonesia,” kata Oto Iskandardinata yang kini bergelar pahlawan nasional.

Seperti halnya persetujuan terhadap pengangkatan Soekarno, para peserta sidang juga bertepuk tangan.

Lalu, mereka menyanyikan lagi lagu ”Indonesia Raya” yang disusul teriakan, ”Hidup Bung Hatta” sebanyak tiga kali menggema di ruang sidang.

Tidak ada pesta besar untuk merayakan terpilihnya kepala negara seumur jagung tersebut seperti layaknya jamuan kenegaraan mewah.

Bung Karno langsung pulang dari gedung yang sekarang disebut Gedung Pancasila Pejambon. Di perjalanan pulang di memesan sate 50 tusuk dan disebutnya sebagai perayaannya ditunjuk sebagai Presiden Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini