Home Kisah Jejak Peninggalan Jenderal MacArthur di Papua

Jejak Peninggalan Jenderal MacArthur di Papua

0
346

MATA INDONESIA, PAPUA – Jenderal Douglas MacArthur adalah komandan perang asal Amerika Serikat yang begitu terkenal di masyarakat Papua. Bagaimana tidak, bekas peninggalannya di zaman perang masih ada hingga saat ini dan berbagai infrastruktur yang dibangunnya saat itu, seperti jalan raya, rumah sakit, Bandara Sentani, hingga pelabuhan dapat dinikmati oleh masyarakat Papua.

Dalam sejarahnya, MacArthur menjadi pemimpin bagi pasukan yang menaklukkan pasukan Jepang dalam Perang Pasifik yang menjadi bagian dari Perang Dunia II, yang kala itu menguasai Papua. Ia bersama dengan pasukan Sekutu melakukan pendaratan besar-besaran di Teluk Humbolt (sekarang Teluk Yos Sudarso) menggunakan pesawat tempur yang di lengkapi dengan tank dan perlengkapan perangnya. Kedatangan pasukan Sekutu di bawah kepemimpinan MacArthur ini menjadi akhir dari penjajahan Jepang di Papua.

Jenderal MacArthur sedang mengatur strategi dari Papua saat akan merebut Filipina (AP)
Jenderal MacArthur sedang mengatur strategi dari Papua saat akan merebut Filipina (AP)

Dulunya, MacArthur bersama pasukannya pernah digempur oleh pasukan Jepang yang berada di Filipina. Namun ia kembali menyerang pasukan Jepang di Papua dan akhirnya berhasil merebut Papua.

Ia memiliki strategi-strategi yang cerdas, yang dikenal sebagai strategi lompat katak. Keberhasilannya menaklukan pasukan Jepang dan merebut Papua kala itu juga didukung oleh persenjataan yang modern dengan pasukan yang profesional.

Berada di bawah naungannya, ia membangun markas terbesar di Sentani, Papua, yang dilengkapi dengan bioskop dan kafe. Dari markas tersebut tentara Amerika Serikat juga dapat melihat pergerakan pesawat yang lepas landas dan mendarat. Penaklukan terhadap pasukan Jepang ini dikenang dengan keberadaan Monumen MacArthur yang berlokasi di Ifar Gunung.

Monumen tersebut menjadi saksi bisu aksi MacArthur dalam mengatur strategi guna mengalahkan Jepang. Tak hanya monumen, di sana juga kursi beton yang digunakan MacArthur untuk melihat keindahan Danau Sentani dari kejauhan.

Pasca perang, markas yang dibangunnya beralih fungsi menjadi markas TNI (Resimen Induk Kodam (Rindam) XVIII Trikora).

Reporter: Intan Nadhira Safitri

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here